Jawa TimurPeristiwa

Masuk Musim Hujan, Anak-anak di Mojokerto Terjangkit DBD

×

Masuk Musim Hujan, Anak-anak di Mojokerto Terjangkit DBD

Sebarkan artikel ini

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Demam berdarah (DBD) mulai merebak di Kabupaten Mojokerto dikala memasuki musim hujan. Penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti itu mayoritas menjangkit anak-anak.

Seperti yang dipaparkan Wakil Direktur Pelayanan RSUD Prof dr Soekandar dr Anggono, sejak Agustus hingga September 2022 rumah sakit plat merah itu telah merawat 21 pasien. Adapun rinciannya, 14 pasien masih berusia 2-16 tahun sementara 7 lainnya sudah dewasa.

“Mayoritas pasien yang dirawat di rumah sakit ini masih anak-anak, untuk pasien meninggal tidak ada,” ucapnya, Kamis (1/12/2022).

Sementara itu, sejak Agustus sampai November 2022 RSI Sakinah sudah merawat 65 pasien.

“Rinciannya bulan Agustus 9 pasien, September 13, Oktober 22 dan November 20 pasien,” ucap Manager Pelayanan Medis RSI Sakinah Dr Roisul Umam.

Umam mengaku jika seluruh pasien DBD yang dirawat di RSI Sakinah merupakan anak-anak.

“Mulai dari baru lahir, bayi, balita dan anak-anak,” tuturnya.

Saat pertama masuk ke RSI Sakinah, pasien DBD rata-rata mengalami demam tinggi disertai nafsu makan menurun. Hal itu membuat pasien lemas. Pihak rumah sakit langsung memberikan cairan (infus) agar pasien terhindar dehidrasi. Selanjutnya, pasien menjalani tes darah lengkap berupa NS1 dan lgM Elisa untuk mendeteksi antibodi lgM dan lgG virus dengue (DBD).

“Kalau pasien yang datang dalam kondisi parah tidak ada, karena para orang tua sudah mengenali penyakit DBD sehingga ketika anaknya panas lebih dari 2 hari dan tidak mau makan langsung dibawa ke rumah sakit,” beber dr Umam.

Fase demam DBD biasanya berlangsung selama 7 hari. Fase kritis penyakit ini terjadi pada hari ke 2-5 sementara hari ke 6-7 merupakan fase penyembuhan.

Menurut dr Umam, penyakit ini dapat mematikan jika tidak ditangani dengan baik. Sebab tidak ada obat khusus untuk virus dengue ini. Oleh karenanya, dr Umam menghimbau kepada para ibu agar segera memeriksakan anaknya ketika mengalami demam lebih dari 2 hari disertai nafsu makan hilang.

“Tidak ada obat khusus anti-DBD sehingga penyembuhannya secara sistematis. Yang paling khas dari penyakit ini pasien tidak mau makan,” tukasnya. (Diy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *