Mojokerto, LenteraInspiratif.id –Pj Wali Kota Mojokerto, Moh Ali Kuncoro, mengungkapkan kronologi tragedi 13 siswa SMP Negeei 7 Kota Mojokerto terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta. Insiden ini terjadi saat rombongan sekolah tengah melakukan kegiatan outing class.
Menurut Ali Kuncoro, sebanyak 13 siswa dari rombongan sekolah diketahui bermain air di luar batas aman yang telah ditentukan, meskipun guru pendamping telah memberikan peringatan agar tidak mendekati garis pantai. Akibatnya, mereka terseret ombak besar, yang menyebabkan empat siswa kehilangan nyawa.
“Kapolres Gunungkidul juga telah mengonfirmasi bahwa para pendamping sebenarnya sudah memberikan imbauan agar siswa tidak bermain terlalu jauh. Namun, mereka tetap melanggar peringatan tersebut,” jelasnya dalam konferensi pers di Balai Kota Mojokerto, Kamis (30/1/2025).
Rombongan outing class ini terdiri dari 257 siswa kelas 7 dan 8, didampingi 16 guru, serta menggunakan lima bus. Mereka tiba di Pantai Drini sekitar pukul 04.00 WIB, melaksanakan Salat Subuh, bersih diri, dan sarapan sebelum melanjutkan perjalanan ke lokasi pembatik. Sayangnya, 13 siswa memilih bermain air hingga akhirnya terseret ombak pantai selatan yang terkenal dengan arusnya yang kuat.
“Kami memahami bahwa anak seusia mereka masih memiliki keinginan besar untuk bermain, apalagi di dekat laut. Namun, ombak di pantai selatan sangat berbahaya,” tambah Ali.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa kejadian ini bukan untuk mencari pihak yang harus disalahkan, melainkan sebagai pelajaran agar
peristiwa serupa tidak terulang. “Sekolah sudah berupaya memberi perlindungan dengan memberikan imbauan dan larangan. Ini murni musibah,” pungkasnya. (Roe/adv)
