Lenterainspiratif.id | Nasional – Seorang profesor yang sempat meramalkan Gempa Turki menyebut jika akan ada aktivitas seismik yang besar karena konvergensi geometri planet sehingga menimbulkan gempa dalam waktu dekat.
“Konvergensi geometri planet kritis sekitar 2 dan 5 Maret dapat mengakibatkan aktivitas seismik besar hingga sangat besar,” katanya dalam video yang dilihat Lenterainspiratif.id
“Bahkan mungkin gempa dorong besar sekitar 3-4 Maret dan atau 6-7 Maret”, tambahnya.
Secara detail, Hoogerbeets mengklaim bahwa kekuatan gempa yang diduga akan datang bisa lebih dari 8 skala Richter. Wilayah cakupannya pun membentang di Timur Benua Asia hingga Indonesia.
“Daerah yang terkena dampak dapat membentang ribuan kilometer, dari Semenanjung Kamchatka dan Kepulauan Kuril di Timur Jauh Rusia, sampai ke Filipina … Sulawesi, Halmahera, mungkin Laut Banda, Indonesia,” ujar ilmuwan yang bekerja di Survei Geometrik Tata Surya (SSGEOS) itu.
“Saya tidak melebih-lebihkan. Saya tidak berusaha menciptakan ketakutan. Ini adalah peringatan,” tegasnya.
Karenanya ia meminta semua pihak memiliki perencanaan. Ia mengatakan perencanaan yang matang bisa menyelamatkan banyak nyawa.
“Ketika tanah bergetar, kamu harus tahu apa yang dilakukan. Kalian harus keluar segera dari rumah dan bangunan. Itu akan menyelamatkan nyawa,” jelasnya.
Sebenarnya, ramalan ini mendapat pertentangan dari Kepala Penelitian Geofisika cabang Kamchatka dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, Danila Chebrov. Ia bahkan menggambarkan prediksi Hoogerbeets sebagai sesuatu yang ‘amatir’.
“Hubungan antara pergerakan planet di tata surya dan aktivitas seismik di Bumi cukup lemah, dan itu akan menimbulkan persoalan jika menggunakannya sebagai alat prognostik utama,” jelas Chebrov, dikutip dari media B29 dan NPR.
Sebelumnya, Hoogerbeets menjadi viral setelah pada 3 Februari lalu memprediksi Gempa Turki dan Suriah, yang pada kenyataannya terjadi pada 6 Februari. Saat itu, ia mengatakan “cepat atau lambat gempa berkekuatan 7,5 akan terjadi di wilayah ini (Turki Tengah Selatan, Yordania, Suriah, Lebanon)”.
Tiga hari kemudian, gempa berkekuatan M 7,8 melanda Turki dan Suriah. Bencana tersebut menyebabkan kematian lebih dari 50.000 orang, dan gempa susulan yang kuat berlanjut di wilayah tersebut hingga hari ini. (Ji)