Maluku UtaraPeristiwa

Dinkes Ternate Gencarkan Penanganan Stunting Melalui Intervensi Spesifik

×

Dinkes Ternate Gencarkan Penanganan Stunting Melalui Intervensi Spesifik

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, dr. Fathiyah Suma, M.Kes,

 

Lenterainspiratif.id | TernateStunting (Tubuh Pendek) adalah Keadaan tubuh yang sangat pendek, dimana tinggi badan anak kurang atau tidak sesuai usia, yang ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak, dimana ini mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan normal, Sabtu (23/03/2024).

 

“Hal ini kemudian telah disikapi oleh Pemerintah dan menetapkan stunting sebagai isu prioritas nasional dengan target penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024. Apabila suatu wilayah prevalensi stunting masih di atas 20%, maka ini masih dikatakan bermasalah wilayah tersebut,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, dr. Fathiyah Suma, M.Kes, saat ditemui awak media diruang kerja.

 

Lanjut Fat sapaan akrab dr. Fathiyah Suma M.Kes, menjelaskan bahwa untuk Kota Ternate pada tahun 2023 lalu, memiliki prevalensi stunting sebesar 17 % dan pada tahun 2024 triwulan 1 ini, data prevalensi balita stunting di Kota Ternate menunjukan angka sebesar 3.6%.

 

Sambungnya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting, pemerintah Kota Ternate melakukan dua intervensi holistik, yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif.

 

Intervensi spesifik adalah intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), serta kepada ibu sebelum dan di masa kehamilan, yang umumnya dilakukan di sektor kesehatan, sedangkan intervensi sensitif dilakukan melalui berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan dan merupakan kerja sama lintas sektor,” bebernya.

 

Lebih lanjut Fat, memaparkan ada beberapa indikator cakupan intervensi spesifik untuk menurunkan prevalensi stunting di Kota Ternate diantaranya, pemberian tablet tambah darah pada remaja putri, pemeriksaan HB pada remaja putri, serta pemeriksaan kesehatan pada cantin dan pemberian tablet tambah darah.

 

Selain itu kata Fat, ada juga pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil kurang energi kronik ( BUMIL KEK ), melakukan inisiasi menyusu dini pada bayi baru lahir selama satu jam, pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun, pemberian makanan pendamping ASI (MP ASI), dan pemberian obat cacing dan vitamin “A” pada bayi dan balita 6 – 59 bulan, serta pemberian imunisasi dan pemantauan pertumbuhan di posyandu setiap bulan berjalan,” terangnya.

 

“Ia juga mengaku bahwa saat ini pihaknya, telah menetapkan target pencapaian setiap indikator tersebut di atas dengan rata-rata sebesar 85 %. Untuk mencapai target tersebut, Dinas Kesehatan Kota Ternate saat ini terus melakukan koordinasi lintas program, monitoring dan evaluasi, guna mengidentifikasi permasalahan dan merumuskan solusi bersama.

 

Fat juga menegaskan bahwa saat ini pihaknya terus melakukan bimbingan teknis, untuk meningkatkan pemahaman petugas di lapangan juga edukasi, serta pendampingan pada ibu hamil dan pasca melahirkan,” tutupnya. (TT).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *