
Lenterainspiratif.id | Blitar – Petani cabai di Blitar mencabuti tanaman cabai mereka dan akan beralih ke tanaman jagung. Pasalnya mereka terancam gagal panen karena dampak cuaca ekstrem dan serangan hama.
Salah satu petani cabai rawit warga Desa Pagerwojo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Saiful terpaksa mencabuti tanamannya karena tidak mau merugi terlalu besar.
“Kalau terus bertahan kerugian sangat besar pasalnya cabai rusak dan tidak laku di jual,” kata Saiful, Sabtu (28/5/2022).
Saiful mengaku jika biaya tanaman cabai miliknya sudah menghabiskan biaya hingga Rp 20 juta.
“Ini modalnya sudah tidak kembali, pasalnya di saat harga cabai rawit mahal, tanaman saya rusak dan mengering,” ujarnya.
Selama empat kali panen, cabai nya selalu di harga yang relatif murah, yaitu lima belas ribu perkilo gramnya.
“Awal panen kemarin cuman lima belas ribu perkilo, namun saat ini empat puluh sampai lima puluh ribu perkilo,” katanya.
Lebih lanjut Saiful menambahkan, rusaknya tanaman cabai miliknya sejak memasuki bulan maret lalu. Pasalnya, bulan Maret hingga April hujan terus turun, hingga mengakibatkan daun cabai rontok dan pohon cabai mengering.
“Kalau tanaman cabai kebanyakan air hujan rusak. Bahkan banyak yang mati. Jika dihitung untuk kerugian saya nanam cabai ini diperkirakan dua puluh lima juta,” pungkasnya. (Tin)