
Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Seperti yang kita ketahui bersama, peringatan International Women’s Day (IWD) selalu identik dengan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan. Sidang lanjutan kasus aborsi yang menewaskan mahasiswi cantik asal Mojokerto Novia Widyasari Rahayu bakal kembali digelar bertepatan dengan hari International Women’s Day (IWD) yang jatuh pada tanggal 8 Maret 2022.
“Untuk putusan sela tanggal 8 Maret 2022. Terdakwa supaya dihadirkan dalam persidangan tersebut,” ucap Ketua Majelis Hakim Sunoto.
Kisah Tragis Novia Widyasari
Novia Widyasari merupakan mahasiswa cantik yang bunuh diri di makam ayahnya.Dirinya nekat mengakhiri hidupnya akibat ada paksaan aborsi dari kekasihnya yang melakukan tindak kekerasan seksual padanya.
Menurut keterangan salah satu teman Novia yang tidak ingin disebut namanya mengatakan, Novia yang pada waktu itu hamil 4 bulan dengan Randy, meminta pertanggung jawaban kehamilannya. Namun Randy tidak mau bertanggung jawab, malah menggugurkan kandungan Novia.
“Saat jalan itu, RB memaksa Novia meminum 4 butir obat. Sore harinya Novia merasa lapar karena sejak dari tadi dirinya tidak makan dan minum. Diwaktu itu Novia merasakan sakit hebat diperutnya,” jelasnya.
Novia sempat meminta pertanggung jawaban kepada orang tua Randy, namun orang tua Randy malah tidak menyetujui jika keduanya segera menikah.
“Alasannya RB masih punya kakak yang belum menikah, dan juga RB saat ini baru menjadi Polisi,” ucap teman korban.
Novia pun semakin depresi hingga akhirnya dia membeli sianida di salah satu toko online dengan harga Rp 160 ribu dan meminumnya di samping makam ayahnya.
Kalis Mardiasih Sebut Novia Sebagai Wanita Simbol Perlawanan
Peristiwa tragis dialami oleh Novia, seakan ikut menyayat hati influencer yang juga aktivis perempuan Kalis Mardiasih. Ia mengungkapkan rasa pilunya di akun Instagram @kalis.mardiasih.
Sebuah surat terbuka ditulis ditujukan kepada Novia, berkat perjuangannya selama ini. Berdasarkan informasi yang beredar NW sudah berusaha melapor tapi tak ditanggapi. Bahkan meminta perlindungan dari keluarga, justru dianilai aib oleh sang paman.
Berikut surat terbuka kalis mardiasih
Dear Novia, maaf aku terlambat mengenalmu. Saat namamu ramai dibicarakan orang hari ini sebagai korban, aku menaruh namamu abai dalam detak nadiku. Aku tak mau menutupi atau menyingkat namamu, sebab kamu bukan aib. Bagiku kini, kamu adalah simbol perlawanan. Namamu kutempatkan di tempat tinggi yang paling mulia. Sebagaimana korban kekerasan seksual lain yang telah melawan dengan sehormat-hormatnya.
Namamu kini sudah tenang bersama Marsinah, bersama Yuyu, bersama Eno Parihah, dan semua pahlawan kami lainnya. Aku baru saja membaca surat-suratmu. Seharusnya, kamu adalah pribadi yang menyenangkan dan senang bercerita, sebab kalimat-kalimatmu rapu dan selalu mengundang segelas kopi.
Semoga kamu tahu, kalau saat ini, surat-suratmu akan abadi. Hari ini, surat-suratmu mengeratkan solidaritas jutaan orang, mempertanyakan di mana keadilan, dan menggugat nilai-nilai penindasan kepada perempuan.
Kamu menjadi korban pemerkosaan pacarmu dengan modus pemberian obat-obatan. Kamu meminta ia bertanggung jawab, tapi ia juga yang memaksamu menelan sebanyak-banyaknya pil aborsi.
Kamu menjalani perawatan di RS sendirian. Dan ibu pacarmu tak sekalipun peduli kepada nasibmu. Kamu mengakses layanan PPA tapi mendapat respons lamban. Ayahmy baru saja meninggal, dan kamu meminta bantuan kepada paman-pamanmu, tapi mereka justru mengancam untuk membunuhmu dan bayimu karena dianggap mencoreng nama baik keluarga.
Novia Widyasari,
Kamu adalah petarung yang tangguh.
Kamu tela melakukan semua prosedur yang mesti kamu lakukan untuk memperjuangkan martabatmu sebagai manusia. Di tengah semua luka fisik dan batimu, kamu pun masih sempat membagikan kabar kepada kami secara kronologi lewat surat demi surat yang kau tulis.
Terima kasih,
Novia yang kuat,
Harum namamu
Selain membuat surat untuk Novia Widyasari, Kalis juga memberikan pesannya bagi wanita yang mengalami kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) yang sedang berada dalam situasi sulit. Dia meminta agar wanita yang bernasib serupa Novia segera melapor ke Komnas Perempuan atau lembaga lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat. (diy)
Video Sidang Ke 3 Bripda Randy di PN Mojokerto