Sejarah

Sekolah ‘Ongko Loro’ di Mojokerto, Tempat Presiden Soekarno Menggenyam Pendidikan Dasar

×

Sekolah ‘Ongko Loro’ di Mojokerto, Tempat Presiden Soekarno Menggenyam Pendidikan Dasar

Sebarkan artikel ini
SDN Purwotengah, Kota Mojokerto
Sekolah Ongko Loro

Lenterainspiratif.id | Mojokerto – SDN Purwotengah yang berada di Jalan Tamansiswa No. 16, Purwotengah, Kecamatan Magersari, menjadi salah satu tempat bersejarah di Kota Mojokerto. Pasalnya di tempat inilah Presiden pertama Indonesia pernah menggenyam pendidikan dasar.

Berdasarkan pantauan dilokasi bangunan yang berdiri sejak tahun 1890 itu tampak masih kuat dan kokoh. Di tempat inilah Soekarno kecil menimba ilmu.

“Soekarno dulu duduk dibangku SD sejak tahun 1907 umur 6 tahun, karena cerita Soekarno dulu berbeda-beda dan berpindah-pindah” ucap Kepala Sekolah Endang Pujiastutik.

Menurut Endang Soekarno hanya sebentar mengenyam pendidikan di SDN yang dulunya bernama ‘Ongko Loro’ tersebut.

Imbuhnya “Sekolah Soekarno waktu kecil pada saat kelas dua itupun sebentar, setelah itu diajak oleh kakeknya. Karena tahun 1907 SK ayahnya ada di Sidoarjo. Tetapi Soekarno dan Ibunya sudah di Mojokerto tahun 1907, karena pada awal bapaknya mengira SK nya ada di Mojokerto”.

Beberapa buku seperti candradimuka dan Soekarno penyambung lidah yang mengatakan bahwa Soekarno tahun 1907 sudah ada di Mojokerto.

Bangunan peninggalan tersebut sudah di kunjungi oleh beberapa pejabat seperti Ganjar Pranowo, Menteri BUPR, Menteri Sekjen PDI, MPR/DPR Surabaya, Kedutaan Jepang dan kementerian lainnya.

“Rencana ditahun ini atau tahun depan bahwa SDN Purwotengah ini atau dulunya bernama “Ongko Loro” itu akan dirombak menjadi galeri Soekarno. Jadi nanti ini akan di bongkar total, mulai dari kantor saya sampai kebelakang, rumah dinas, kantor uks, musholla semua dibongkar”. Ujar Kepala sekolah endang pujiastutik (Senin 01/17/2023).

Tutik menjelaskan, pihaknya menekankan bahwa para guru dan peserta didik wajib menjaga dan melestarikan bangunan sejarah ini.

“Para guru harus mengetahui sejarahnya, khususnya pada kepala sekolah, karena ibu wali kota juga mengatakan titip SDN Purwotengah untuk sebagai “Sekolah Cagar Budaya, melakukan penelitian dan survei, tapak tilas, dan memastikan jejak-jejak Soekarno apakah benar adanya pernah di Mojokerto mengajak para guru untuk berjalan mencari buku induknya,” pungkasnya. (Bal)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *