Sejarah

Jejak K.H. Hasyim Asy’ari di Lapas Mojokerto: Saksi Perjuangan dan Keteguhan Prinsip

×

Jejak K.H. Hasyim Asy’ari di Lapas Mojokerto: Saksi Perjuangan dan Keteguhan Prinsip

Sebarkan artikel ini
Rudi Kristiawan, Kalapas Mojokerto

Mojokerto, LenteraInspiratif.id – Lapas Kelas IIB Mojokerto tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan warga binaan, tetapi juga menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa. Salah satu ruang tahanan di lapas ini, Kamar 2, menyimpan jejak perjuangan K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan pahlawan nasional, yang pernah ditahan oleh tentara Jepang pada tahun 1943.

 

Penangkapan K.H. Hasyim Asy’ari dilakukan setelah beliau menolak keras perintah Jepang untuk melakukan seikerei, yaitu ritual membungkukkan badan ke arah matahari terbit sebagai bentuk penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan Dewa Matahari. Sikapnya ini dianggap sebagai bentuk pembangkangan. “Bagi Kiai Hasyim, tunduk hanya kepada Allah, bukan kepada manusia, apalagi kepada penjajah,” ujar Rudi Kristiawan, Kalapas Mojokerto.

 

Selama dalam tahanan, K.H. Hasyim Asy’ari mengalami berbagai bentuk tekanan, baik fisik maupun mental. “Menurut berbagai catatan, beliau disiksa dan dipukul hingga tangannya mengalami cedera yang cukup parah. Namun, keteguhannya tidak goyah,” lanjut Rudi.

 

Meski dalam kondisi terpenjara, semangat perjuangan K.H. Hasyim Asy’ari tetap menyala. Banyak santri dan pengikutnya yang terus mendukung dan mendoakannya dari luar. “Beliau adalah simbol perjuangan, bukan hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia yang menolak penjajahan dalam bentuk apa pun,” kata seorang pegawai lapas yang ikut mendokumentasikan sejarah tempat tersebut.

 

Hingga kini, Kamar 2 tetap dijaga sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa. “Kami ingin generasi muda tahu bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya terjadi di medan perang, tetapi juga di ruang-ruang tahanan seperti ini. Kiai Hasyim adalah bukti bahwa keyakinan dan prinsip lebih kuat dari tekanan apa pun,” tegas Rudi.

 

Lapas Mojokerto berkomitmen untuk terus melestarikan nilai-nilai sejarah ini, agar semangat perjuangan K.H. Hasyim Asy’ari tetap hidup dalam sanubari bangsa Indonesia.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *