Korban merenggang nyawa diduga akibat tidak tidur beberapa hari. Karena saat merenggang nyawa, kondisi korban yang sangat lemah.
"Makam itu dikenal sebagai tempat mencari wangsit istilahnya. Dan kata temannya, dia memang suka tirakat disana, "ujar AKP Lahuri, Kapolsek Kesamben, Blitar, saat dikonfirmasi, Selasa (24/4/2018).
Diketahui, bahwa korban datang ke area Pesarean bersama tiga rekannya. Dan kemudian mereka bermalam sejak Minggu (22/04/2018). Namun, menurut kesaksian teman korban, sebelum korban merenggang nyawanya, mereka mendengar suara korban mengerang dan muntah.
"Tadi sekitar pukul 05.00 WIB, dia mengerang sambil muntah-muntah. Kemudian saya sama Lamiran mendekati dan memegang kakinya. Namun, dia sudah tidak bergerak sama sekali. Terus teman yang satu lagi, Tumiran memegang dadanya. Ternyata sudah berhenti berdenyut. Saya yakin dia sudah meninggal. Dan akhirnya kami lapor Polisi, "tegas Yoko, salah satu rekan korban.
Setelah mendapati laporan, Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. Dan Ketiga saksi dimintai keterangan. Untuk jasad Hendri, dibawa ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi untuk melakukan outopsi. (yus)







