Tips

Lebih Sehat Mana Teh atau Kopi? Begini Penjelasannya

×

Lebih Sehat Mana Teh atau Kopi? Begini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Kopi dan teh
Gambar ilustrasi

Lenterainspiratif.id | Tips – Minum kopi atau minum teh sepertinya sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia. Namun banyak yang belum tau manfaat keduanya bagi kesehatan tubuh.

Sulit agaknya memutuskan mana yang lebih baik di antara keduanya sebab kopi dan teh mengandung kafein, antioksidan, dan dapat memberikan energi bagi tubuh.

Lantas apa saja persamaan dan perbedaan, terutama mana yang paling bermanfaat bagi kesehatan kita. Mari simak ulasan berikut ini:

Kandungan Kafein

Kopi dan teh adalah sumber kafein dan antioksidan yang baik, maka dari itu pada dasarnya keduanya memberikan ‘energi’ kepada tubuh. Namun kopi lebih kuat karena mengandung kafein dua kali lebih banyak daripada teh, dan dapat memberi kita dorongan energi yang lebih cepat.

Sedangkan teh memberikan energi yang berkelanjutan karena mengandung L-theanine, yakni bahan kimia yang memetabolisme kafein secara perlahan.

Kandungan kafein juga dapat menangkal penyakit. Sebuah studi besar tahun 2015 menemukan orang yang mengonsumsi kafein dalam jumlah sedang memiliki risiko lebih rendah untuk diabetes tipe 2 daripada orang yang tidak mengonsumsinya. Mereka juga lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular tertentu, penyakit neurodegeneratif (termasuk Alzheimer dan Parkinson), dan kanker seperti kanker usus besar, kanker rahim, dan kanker hati.

Penting: Satu cangkir kopi biasanya mengandung 80 hingga 100 mg kafein, menurut Christopher Gardner, PhD, direktur studi nutrisi di Stanford Prevention Research Center. Sebaliknya, satu cangkir teh hanya mengandung 30 hingga 50 mg kafein.

“Secara umum, kopi memiliki dua hingga tiga kali lebih banyak kafein dibandingkan dengan teh hitam berukuran sama,” kata Matthew Chow, MD, asisten profesor klinis neurologi di Fakultas Kedokteran Universitas California Davis.

Namun, rasio jumlah yang tepat tergantung pada beberapa faktor, termasuk:

– Jenis teh
– Jumlah teh yang digunakan untuk sekali seduh
– Suhu air
– Lamanya waktu teh diendapkan

Teh hitam, misalnya, mengandung 48 miligram kafein, sedangkan teh hijau hanya mengandung 29 miligram. Teh herbal murni seperti teh peppermint dan teh chamomile sama sekali tidak mengandung kafein.

Namun, penting bagi kita untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak kafein, yang didefinisikan FDA sebagai lebih dari empat hingga lima cangkir kopi sehari. Hal itu karena jika berlebihan, kafein dapat menyebabkan:

– Mual
– Diare
– Insomnia
– Kecemasan
– Peningkatan detak jantung
– Dalam kasus ekstrim, dapat menyebabkan serangan epilepsi

Catatan: Toleransi kafein setiap orang berbeda, jadi penting untuk memperhatikan bagaimana tubuh kita bereaksi dan menyesuaikannya.

Teh memberikan energi dan meningkatkan fokus yang lebih berkelanjutan. Hal ini karena teh mengandung L-theanine, bahan kimia yang memetabolisme kafein dalam jangka waktu yang lebih lama. Faktanya, sebuah penelitian tahun 2008 menemukan peserta yang mengonsumsi kombinasi L-theanine dan kafein lebih baik dalam tes fokus daripada mereka yang mengonsumsi kafein saja. Studi ini menyimpulkan bahwa kombinasi keduanya meningkatkan kinerja kognitif dan perhatian.

Baik teh hijau maupun teh hitam, keduanya mengandung L-theanine, tetapi teh hijau memiliki sedikit lebih banyak, sekitar 6,56 mg, dibandingkan dengan teh hitam yang 5,13 mg.

Kandungan Antioksidan

Kopi dan teh mengandung antioksidan, senyawa kimia yang dapat mengurangi risiko kondisi tertentu seperti kanker atau diabetes.

Faktanya, sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa kopi mengandung lebih banyak antioksidan daripada teh, cokelat panas, dan anggur merah.

Antioksidan umum dalam kopi termasuk asam klorogenat, ferulic, caffeic, dan n-coumaric. Beberapa ahli bahkan menganggap kafein sebagai antioksidan. Komponen utama teh hijau yang disebut catechin juga dianggap sebagai antioksidan dengan sifat anti-inflamasi.

Mengkonsumsi antioksidan dalam bentuk kopi atau teh dapat berpotensi mencegah degradasi oksidatif, yakni reaksi kimia yang dapat menyebabkan kerusakan sel. (Met)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *