Jurnalis: siswanto
Mojokerto, lenterakiri.com
Usai kebakaran yang melanda di pasar kuliner maupun lapak yang berada di Benteng Pancasila, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, banyak menyisakan tangis yang mendalam bagi pedagang kecil tersebut. Pasalnya, selain dagangan yang ludes juga kehilangan mata pencaharian dan terancam menganggur. Namun, berbeda dengan ‘Hermin (45), pedagang mainan anak anak yang berada di kawasan tersebut (eks pasar alun alun), mengatakan semua itu sudah di ikhlaskan karena hal tersebut sudah menjadi kehendak yang maha kuasa. Janda 2 anak tersebut berdagang sejak masih paguyuban tersebut berada di alun alun. Dirinya sampai saat ini pun juga masih merasa bingung harus berbuat apa. Beruntung sejak beberapa hari terakhir masih bisa mengasong di alun alun. Sehingga masih bisa mencukupi kebutuhan sehari hari, meskipun hanya cukup buat makan dengan keluarga.
Usai kebakaran yang melanda di pasar kuliner maupun lapak yang berada di Benteng Pancasila, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Jawa Timur, banyak menyisakan tangis yang mendalam bagi pedagang kecil tersebut. Pasalnya, selain dagangan yang ludes juga kehilangan mata pencaharian dan terancam menganggur. Namun, berbeda dengan ‘Hermin (45), pedagang mainan anak anak yang berada di kawasan tersebut (eks pasar alun alun), mengatakan semua itu sudah di ikhlaskan karena hal tersebut sudah menjadi kehendak yang maha kuasa. Janda 2 anak tersebut berdagang sejak masih paguyuban tersebut berada di alun alun. Dirinya sampai saat ini pun juga masih merasa bingung harus berbuat apa. Beruntung sejak beberapa hari terakhir masih bisa mengasong di alun alun. Sehingga masih bisa mencukupi kebutuhan sehari hari, meskipun hanya cukup buat makan dengan keluarga.
” Sejak kebakaran lapak dan tidak bisa jualan di benteng, saya berinisiatif ngasong di alon alon, kalo tidak begitu kan saya tidak bisa makan.”tutur Hermin (45), salah satu anggota paguyuban di benteng pancasila (eks pasar alun alun), kepada lenterakiri.com, pada Minggu (24/09/2017)
Baginya tidaklah perlu meratapi nasib, yang di perlukan sekarang adalah bangkit kembali dari keterpurukan. Karena baginya kebakaran itu juga bukan kehendak semua pedagang yang ada dikawasan tersebut. Seusai selesainya kebakaran yang melanda dirinya dan pedagang lainnya. ‘Ia juga belum melihat lagi lapaknya yang sudah hangus terbakar. Karena dia tidak mau mengingat lagi saat waktu enak enaknya berjualan di benteng.Dan juga lapak tersebut merupakan sumber penghasilan yang ia dapatkan. Sehingga bisa mampu menjawab persoalan ekonomi sehari-hari. “tegasnya (sis)