Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Pelajar SMP dan SMA se-Kabupaten Mojokerto antusias mengikuti lomba menghias tumpeng di Candi Brahu Trowulan. Festival Tumpeng Nusantara yang diselenggarakan Nawasena ini merupakan upaya untuk melestarikan budaya kuliner nusantara agar tidak tergilas zaman.
Festival ini digelar dalam rangka menyambut HUT RI Ke 77 dan Konferensi Tingkat Tinggi ( KTT) G20 yang akan digelar di Bali pada 15-16 November 2022 mendatang.
Pantauan di lokasi, para pelajar begitu antusias menghias tumpeng miliknya. Aneka aksesoris bertema kemerdekaan dan logo KTT G20 menghias sajian kuliner khas Indonesia tersebut.
Lomba menghias tumpeng ini terbagi dalam dua tingkat, yakni SMP dan SMA. Adapun peserta tingkat SMP diikuti oleh 40 sekolah sementara tingkat SMA berjumlah 30 peserta, sedangkan satu sekolah hanya diwakili 3 pelajar.
Lomba menghias Tumpeng di tingkat SMP, berhasil dijuarai peserta nomor urut 01 dengan perolehan 442 poin. Disusul juara 2 yang direbut peserta nomor urut 21 dengan perolehan 438 poin, juara 3 direbut peserta nomor urut 03 dengan 410 poin. Diikuti juara harapan 1 yang berhasil diperoleh peserta nomor urut 04, harapan 2 yang diraih peserta nomor urut 02, dan harapan 3 yang diperoleh peserta nomor urut 24.
Sementara untuk tingkat SMA berhasil dijuarai peserta nomor urut 21 dengan perolehan poin 409 poin, disusul juara 2 yang berhasil disabet peserta nomor urut 08 dengan poin 408, dan juara 3 diraih peserta nomor 01 dengan perolehan poin 410. Disusul juara harapan 1 yang diraih nomor urut 28, harapan 2 dimenangkan nomor urut 23 dan harapan 3 diraih nomor urut 20.
Ketua Panitia, Wulandari Sawitri Candra Wila mengatakan kegiatan ini sebagai upaya melestarikan budaya tumpeng. Apalagi saat ini bertepatan momentum HUT RI serta KTT G20 yang bakal dijadikan momentum memperkenalkan kuliner Nusantara tersebut ke mata Dunia.
“Festival Tumpeng Nusantara ini untuk mengenalkan budaya Tumpeng sendiri itu seperti apa, dan kebetulan ini ada momen HUT dan KTT G20,” katanya, Kamis (11/8/2022).
“Dan kita harus bangga menjadi tuan rumah (KTT G20) dari 20 negara lainnya dan tentunya kita gunakan kampanye Indonesia Pulish,” sambung Wulandari.
Adapun alasan Wulandari memilih Candi Brahu karena tempat ini memiliki nilai sejarah yang tinggi sehingga penting baginya untuk mengenalkan ke khalayak lebih luas.
“Selain itu tempat ini juga bagus, tempat yang baik untuk edukasi dan tempatnya cukup luas. Dan kita bisa mengenalkan Candi Brahu ke seluruh Indonesia maupun Negara Luar,” tutupnya.
Sementara itu, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati merasa bersyukur karena Kabupaten Mojokerto menjadi tempat pertama diselenggarakannya Festival Tumpeng Nusantara. Ikfina merasa kegiatan ini bisa dijadikan sarana pengenalan budaya terhadap penerus bangsa, khususnya budaya kuliner Tumpeng.
“Karena ini (tumpeng) selalu keluar dalam acara syukuran dan peringatan-peringatan hari-hari penting termasuk HUT RI,” ucap Ikfina.
Menurut Ikfina, pemilihan Candi Brahu sebagai tempat kegiatan Festival Tumpeng Nusantara ini sangat tepat. Mengingat Candi ini merupakan salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang penuh dengan nilai sejarah.
“Jadi banyak makna yang bisa kita dapatkan dari kegiatan ini,” pungkasnya. (Roe/adv)