Sanana, Lentera Inspiratif.com
Suhu politik Pilkada Maluku Utara mulai memanas. Pasalnya, dalam pesta demokrasi yang ada, para pasangan calon (Paslon) maupun tim sukses, berjuang untuk memenangkan paslon atau kandidat yang didukungnya. Langkah yang mereka lakukan adalah baik itu kampanye penyampaian visi misi, program kerja pun dilakukannya untuk menarik simpati masyarakat. Tak ketinggalan money politik (politik uang, red) pun kadang digunakan untuk mendulang suara yang diharapkan.
"Terkadang paslon pun memakai uang demi mendapatkan suara masyarakat, "ungkap Gafar Waindah, warga Desa Malbufa, Kecamatan Sanana Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, saat ditemui tim Lentera Inspiratif.com, pada Sabtu (16/06/2018).
Padahal, demi menciptakan demokrasi yang bersih, seharusnya tak memakai politik uang. Karena ketika sudah memakai politik uang, maka akan berefek pada kehancuran daerah. Sebab, pemimpin sudah tak memikirkan nasib rakyat, tapi yang dipikirkan adalah bagaimana bugdet atau anggaran yang sudah dikeluarkan bisa kembali lagi.
"Sudah bukan zamannya pakai politik uang. Karena bisa membuat orang akan bertindak korupsi. Yang harus dilakukan adalah, adu visi misi dan program kerja yang akan dilakukan pada lima tahun kedepan, "tegasnya.
Gafar menambahkan, salah satu paslon yang ada di Maluku Utara, hanya satu paslon yang sudah bekerja nyata dan melayani masyarakat dengan sebaik mungkin.
"Apapun yang terjadi dan meskipun kami dikasih uang untuk memilih paslon lain, kami tetap bersama Muhammad Kasuba dan Abdul Madjid Husen (MK – Maju, red). Karena bagi kami, paslon ini adalah harga mati. Kerja dan bukti sudah dilakukan terutama Muhammad Kasuba jadi Bupati Halmahera Selatan, dua periode. Yakni pendidikan dan kesehatan gratis. Jadi, inilah paslon yang harus kita menangkan bersama demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Maluku Utara, "tandasnya. (red)







