Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Mendongkrak potensi ekonomi kreatif ( ekraf) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto menggandeng media sebagai ujung tombak promosi. Tak hanya media cetak, TV, radio, namun juga media berbasis cyber. Diharapkan, program pers tour tersebut mampu mengerakkan roda ekonomi kerakyatan.
Pers Tour IV yang digawangi Dinas Komunikasi dan Informasi ini, terdapat lima lokasi potensi ekonomi UMKM. Yakni produk olahan bambu R. Khan Art Studio, Desa Ngares, Kecamatan Gedeg, produk olahan enceng gondok Banyu Putih ART, Desa Jeruk Seger, Kecamatan Gedeg, pengrajin batik tulis Rasu’an Lampahan, Desa Sooko, Kecamatan Sooko, kemudian produk recycle dari bahan jins UPJECT, Desa Kepuhanyar, Kecamatan Mojoanyar dan terakhir pengrajin kostum karnaval Trawas Trashion Carnival, Desa Trawas, Kecamatan Trawas.
Kepala Diskominfo, Ardi Sepdianto mengungkapkan berbeda dengan kloter pertama sampai ketiga yang fokus pariwisata, dalam press tour kloter empat ini berfokus pada pelaku UMKM dan ekraf di Kabupaten Mojokerto. “Tujuan dari kegiatan ini adalah mempromosikan tempat wisata dan ekraf. Para awak media kami harapkan membantu mempublikasikan UMKM dan ekraf agar semakin dikenal masyarakat,” kata Ardi ketika diskusi usai kegiatan, Kamis (28/07/2022).
Sementara itu, Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati menyampaikan, kegiatan pers tour ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi daerah terutama disektor wisata, UMKM dan ekraf.
“Ini spesial, karena kegiatan ini adalah masukan dari kalian semuanya, artinya bahwa kalian melihat adanya suatu peluang untuk melakukan kegiatan yang produktif demi kemajuan Kabupaten Mojokerto,” ucapnya.
Berikut kami sajikan potensi UMKM dan Ekraf yang ada di Kabupaten Mojokerto.
- Produk olahan bambu R. Khan Art Studio, Desa Ngares, Kecamatan Gedeg
Produk olahan bambu di R. Khan ini merupakan pelaku usaha yang bergerak dibidang olahan bambu menjadi souvenir yang menarik sepeti gelas, mug, tumbler hingga tas.
Masrukhan pemilik usaha mengaku dalam satu bulan ia menerima hampir 30 order baik dari wilayah Mojokerto hingga sejumlah BUMN di Jakarta. Dalam menjalankan usahanya, bapak satu anak itu mengerakan warga sekitar untuk mengerjakan pesanan.
“Dalam satu bulan order selalu ada. Kita by order jika sudah deal kita kerjakan. Untuk produknya banyak mulai mug, gelas, tumbler hingga tas,” jelasnya.
Masrukhan menjelaskan dalam menjalakan usahanya ia sudah merasakan bantuan dari pemerintah seperti bantuan mesin penghalus bambu.
“Tapi kita tetap berharap pemerintah memberikan ruang bagi kita pelaku UMKM agar mampu menjangkau masyarakat, seperti pameran dan souvenir untuk kegiatan pemerintah,” tuturnya.
- Produk recycle dari bahan jins UPJECT
Produk recycle dari bahan jins UPJECT ini berada di Desa Kepuhanyar Kecamatan Mojoanyar, merupakan usaha yang bergerak pada pengolahan limbah jins menjadi sepatu, tas, hingga dompet yang dimotori sejumlah anak muda. Lia pemilik UPJECT mengaku usaha yang baru ia jalankan awal tahun ini mulai diterima pasar. Produknya yakin mampu bersaing dengan produk-produk sepatu lainnya.
“Sementara pemasaran dari online dan beberapa kali mengikuti pameran. Keunggulan produk kita, motifnya hanya ada satu di dunia,” tuturnya.
Untuk bahan baku Lia mengaku bekerjasama dengan sejumlah pemulung dan teman untuk menyetor jens yang layak.
“Kenapa kita memilih jens karena produk jens termasuk awet dan modis hingga peka zaman,” katanya.
Ia berharap ada perhatian pemerintah untuk meningkatkan usahanya, kini ia memiliki 4 anak buah dengan hanya 2 mesin jahit.”Dari jumlah itu kita mampu menghasilkan 12 kodi perbulan. Sudah ada bantuan dari pemerintah namun belum maksimal,” katanya.
- Pengrajin kostum karnaval Trawas Trashion Carnival, Desa Trawas, Kecamatan Trawas
Pelaku usaha Ekonomi Kreatif Mojokerto satu ini terbilang unik, Tri pemilik usaha mengaku usahanya bergerak dibidang kostum karnaval dan event.
“Kostum karnaval dan festival. Karena kita dari Mojokerto kita fokus pada kostum Majapahitan dan kerajaan,” tuturnya.
Tri menambahkan ia memiliki 60 anak buah yang siap berinovasi dan kreatif untuk membuat kostum. Bahkan, salah satu kostum buatannya menang dan mengikuti beberapa karnaval tinggkat nasional seperti Jember karnaval.
“Awalnya kita pada kostum limbah plastik, namun sepi peminat lantas muncul ide membuat kostum karnaval hingga besar seperti sekarang,” katanya.
Ia berharap ada perhatian pemerintah untuk tempat penyimpanan hasil kostum karnaval. Lantaran tempat penyimpanan sangat dibutuhkan untuk stok pesanan dan persiapan acara. ( Roe / Adv )