
Lenterainspiratif.id | Ternate – Dialog Budaya dan Kepemudaan yang diselenggarakan oleh Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia (IKAMI) Sulsel Cabang Kota Ternate yang mengangkat tema “Harmoni dalam Keragaman Budaya” bertempat di Aula Asrama Haji Kota Ternate, Kelurahan Ngade Kota Ternate Selatan. Minggu (28/11/2021) Kemarin.
Pada acara tersebut, para peserta dan tamu undangan disuguhi dua tarian klasik yang cukup terkenal di nusantara bahkan juga telah ditampilkan di mancanegara, yaitu tari Paddupa Bosara’ dan tari Empat Etnis.
Rafly Daeng Barang, selaku Ketua Panitia menjelaskan bahwa kami sengaja menampilkan dua tarian tersebut, dalam rangka menyambut anggota yang baru bergabung sekaligus gambaran bahwa orang Sel-sel sangat terbuka dan memuliakan tamu.
“Tari Bosara atau Tari Paduppa Bosara merupakan tari tradisional di Sulawesi Selatan. Tari Bosara merupakan tari untuk menyambut tamu kehormatan. Tari Bosara menggambarkan bahwa orang Bugis-Makassar jika kedatangan tamu senantiasa menghidangkan bosara sebagai tanda kesyukuran dan kehormatan. Pada zaman dahulu, tarian ini dibawakan untuk menjamu raja-raja dengan suguhan kue-kue tradisional. Selain itu juga ditampilkan pada berbagai pesta seperti pesta perkawinan,” ungkap Rafly
Sri Dania Ambar yang akrab disapa Nia, sekaligus Ketua Sanggar Seni IKAMI Sul-Sel Cabang Kota Ternate menjelaskan bahwa Tari empat etnis merupakan tari yang dipadukan dari empat etnis dan suku besar yang ada di Sulawesi Selatan dan Barat yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar yang kemudian diramu menjadi satu tarian, sehingga ke-empat kebudayaan yang ada di Sulawesi Selatan dipadukan ke dalam satu tarian saja. Tarian ini juga menggabungkan empat pakem tarian yang berbeda. Pakem Pakarena dari Makassar, Pajoge’ dari Bugis Bone, Pattuddu dari Mandar, serta Pagellu dari Toraja.
“Tari empat etnis memiliki makna denotasi sebagai tarian yang menggambarkan gerak tubuh berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu oleh orang-orang terdahulu sebagai rasa bersyukur dengan cara yang tidak berpaling dari norma dan adat kebiasaan Sulawesi Selatan,” tambah Nia
Kata Nia meski dengan segala keterbasan karena pandemi covid-19, namun suguhan tarian tersebut sangat dinikmati dan diapresiasi oleh para hadirin.
Terpisah, Dr. Drs. Muhammad Zein, M.Pd selaku penasehat yang juga narasumber pada kegiatan dialog tersebut mengungkapkan kegembiraannya dalam meyaksikan penampilan adik-adik IKAMI Sul-Sel.
“Suatu kegembiraan tersendiri bisa menyaksikan tarian Sulawesi Selatan di Kota Ternate, ini menjadi pengobat rindu akan kampung halaman,” ungkapnya
Hal senada juga diungkapkan oleh Dr. Syahril Ibnu, S.Ag., M.Si yang juga sebagai narasumber pada kegiatan dialog, menyampaikan kegembiraannya dalam menyaksikan penampilan adik-adik IKAMI Sul-Sel.
Di ketahui, kegiatan turut dihadiri oleh Dinas Kebudayaan Kota Ternate dan utusan Kesultanan Ternate ini, berlangsung cukup meriah hingga dini hari. (Toks).