Mojokerto, LenteraInspiratif.id – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak di Kabupaten Mojokerto berdampak besar pada penjualan sapi. Pedagang mengeluhkan penurunan drastis dalam jumlah sapi yang terjual. Untuk menekan penyebaran virus, Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto terus menggiatkan pemeriksaan kesehatan ternak.
Kegiatan pemeriksaan dilakukan di Pasar Hewan Pandanarum, Kecamatan Pacet, di mana petugas memeriksa kondisi sapi, memberikan obat dan vitamin, serta menyampaikan edukasi kepada para pedagang dan pembeli.
Suyudi, seorang pedagang sapi asal Gresik, mengungkapkan bahwa wabah PMK telah memukul bisnisnya. “Biasanya bisa menjual 15 ekor sapi, tapi sekarang hanya 2 sampai 5 ekor, kadang malah tidak ada yang laku,” katanya pada Sabtu (4/1/2024).
Beberapa sapi dagangan Suyudi diketahui terjangkit PMK, namun ia sudah memberikan pengobatan sebelum dijual. Ia juga menerima bantuan berupa vitamin B kompleks dan obat cacing dari Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) Disperta Kabupaten Mojokerto.
“Kalau sebelumnya, dari 15 sapi yang terjual, keuntungan bersih bisa mencapai Rp4 juta hingga Rp5 juta. Sekarang, biaya operasional tetap ada, tapi pemasukan nol. Rugi terus,” keluhnya.
Sementara itu, pemeriksaan yang dilakukan Disperta Mojokerto di Pasar Pandanarum menemukan sejumlah sapi positif PMK. Langkah pencegahan terus dilakukan, termasuk vaksinasi dan edukasi untuk mengendalikan penyebaran.
Hingga kini, kasus PMK di Kabupaten Mojokerto tercatat mencapai 275 ekor sapi. Dari jumlah tersebut, 16 sapi mati, 9 dipotong paksa, dan 9 lainnya dinyatakan sembuh. Pemerintah daerah terus bekerja keras untuk mengatasi masalah ini agar kerugian pedagang dan peternak tidak semakin parah. (Diy)