LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Wabah Penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Mojokerto kembali merebak. Ribuan ternak dilaporkan sudah terjangkit penyakit ini.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah mengatakan, saat ini sebanyak 6.045 ternak di Kabupaten Mojokerto sudah terjangkit PMK. Padahal, di akhir tahun 2022 sempat tidak ada laporan ternak yang terjangkit wabah ini.
“Bulan Oktober, November dan Desember sempat Zero Case (tidak ada kasus),” ucapnya, Rabu (1/2/2023).
Nurul menceritakan, awal kasus ini mencuat pada awal bulan Mei 2022 di Kecamatan Kutorejo. Sapi itu baru masuk dari pasar hewan pandaan yang disinyalir dari pedagang asal Balongpanggang, Gresik.
“Wilayah yang terdampak di Mojokerto itu semuanya, di 18 Kecamatan sudah terdampak penyakit PMK,” jelasnya.
Menurut Nurul, meningkatnya ternak yang terjangkit wabah ini seiring naiknya konsumsi daging ternak di wilayah Mojokerto. Sementara itu, banyak peternak belum memiliki kesadaran dalam menjaga kebersihan.
“Penyebaran virus PMK kebanyakan berasal dari aspek kebersihan, mulai dari kandang hingga kendaraan saat perpindahan hewan ternak,” bebernya.
Pihak Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto sendiri juga terus berupaya mencegah penyebaran PMK di Mojokerto melalui sosialisasi, KIE, dan vaksinasi.
Dalam hal itu yang sesuai dengan surat edaran dari Bupati Mojokerto tentang tindakan penanggulangan PMK yang sudah dijelaskan, terkait penyebaran ada 5 point tindakan pengendalian PMK seperti pembatasan lalu lintas ternak, vaksinasi, pengobatan, pemeriksaan kesehatan ternak dan melakukan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada peternak.
“Kita juga sudah melakukan penutupan pasar hewan dan tempat pemotongan hewan pribadi. jadi semua pemotongan, diarahkan ke RPH (Rumah Pemotongan Hewan),” pungkas Kadis. (Bal)