Lenterainspiratif.id | Sejarah – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI selalu identik dengan tradisi lomba panjat pinang. Fakta sejarah menyebutkan jika panjat pinang bukanlah permainan asli Indonesia, melainkan warisan penjajah Belanda.
Dikutip dari Telkom.co.id, panjat pinang populer di Indonesia abad ke-18. Kala itu, panjat pinang pertama kali dibawa oleh imigran Amerika dan Indian yang masuk ke Indonesia.
Dalam permainan ini, sejumlah orang akan memanjat batang pinang yang telah dilumuri cairan licin demi mendapatkan barang-barang yang sengaja digantungkan di bagian atas.
Kerja sama tim dengan saling menumpu di pundak teman menjadi kunci untuk berhasil sampai di ujung dan berhak atas seluruh hadiah.
Ironisnya zaman dahulu panjat pinang hanya diikuti oleh pribumi. Orang-orang Belanda duduk sebagai penonton dengan tawaan karena mereka menganggap permianan ini hiburan sekaligus lelucon.
Sementara orang-orang pribumi bersusah payah, saling menginjak, terjatuh ke tanah hingga tubuh penuh dengan lumpur.
Orang-orang Belanda juga sengaja mengadakan lomba panjat pinang ketika merayakan acara-acara penting seperti pernikahan, ulang tahun, dan lainnya.
Bahkan panjat pinang pernah digelar untuk merayakan ulang tahun Ratu Belanda Wilhelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus.
Di mana mereka meletakkan berbagai hadiah menarik di atas pohon pinang seperti bahan-bahan pokok, beras, roti, gula, tepung dan pakaian.
Kala itu, bahan-bahan kebutuhan tersebut adalah barang mewah karena masyarakat Indonesia hidup dalam kemiskinan akibat penjajahan.
Kondisi inilah yang membuat panjat pinang diyakini sebagai simbol penindasan di masa penjajahan Belanda. Panjat pinang juga sekaligus mengungkap fakta bahwa penjajahan Belanda membuat rakyat Indonesia miskin.
Lalu saat Indonesia merdeka, masyarakat justru mengadopsi permainan ini. Sehingga disebut-sebut sebagai warisan Belanda. (Met).