Lenterainspiratif.id | Politik – Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur dikenal sebagai sosok yang humoris dan egaliter.
Dia kerap melontarkan humor untuk membuat orang tertawa terbahak-bahak sekaligus meredakan ketegangan politik pada kala itu.
Salah satunya adalah pandangan Gus Dur tentang politik Indonesia kala itu, sebagai pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama (NU) Gus Dur harus bersikap tegas.
Setelah Nahdlatul Ulama (NU) kembali ke Khittah 1926 pada tahun 1984, tidak berpolitik praktis, di bawah kepemimpinan Gus Dur, NU tetap memiliki posisi politik penting.
Di era Orde Baru, ketika Presiden Soeharto berulang kali ingin Gus Dur tidak terpilih lagi menjadi Ketua Umum PBNU, tapi keinginan Soeharto selalu gagal.
Dilansir dari nu.or.id, Gus Dur menjadi faktor politik di NU.
Kala itu, unsur NU di PPP masih terus berkonsultasi, baik dengan Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU maupun dengan Rais ‘Aam PBNU KH Achmad Siddiq.
“NU tidak ke mana-mana, tapi ada di mana-mana,” jawab Gus Dur. (Met).