foto : gamelan sunan gunung jati.
CIREBON – Penyebaran agama islam di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa memiliki cara tersendiri. Hal itu bertujuan untuk menarik pengikut agar masuk dalam agama islam. Seperti, cara-cara yang telah dilakukan oleh wali songo saat menyebarkan agama islam di Indonesia. Diantaranya adalah Sunan Gunung Jati, beliau memiliki cara tersendiri dalam menyebarkan ajaran agama islam. Salah satu cara yang digunakan ialah melalui kesenian gamelan.
Gamelan yang dimiliki oleh Syarif Hidayatullah atau yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati itu bernama Sekaten. Gamelan yang dimiliki oleh Sunan Gunung Jati itu, berisi bonang, saron dan tiga gong, dan lain sebagainya. Akan tetapi, Gamelan peninggalan Sunan Gunung Jati itu, disimpan di Museum Pusaka Keraton Kesepuhan, Cirebon.
Menurut, RM Hafidz Permadi, Wakil Kepala Bagian Benda dan Bangunan Cagar Budaya Keraton Kasepuhan, bahwa Gamelan Sekaten milik Sunan Gunung Jati itu merupakan hadiah dari Sultan Trenggono Demak pada abad ke-15. Dan kata ‘Sekaten’ itu sendiri berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat Syahadat.
“Gamelan ini memiliki fungsi sebagai syiar Islam, “tuturnya, pada (02/08/2018).
Dijelaskan, pada saat zaman Sunan Gunung Jati, jika masyarakat yang ingin menyaksikan pertunjukan Gamelan Sekaten wajib hukumnya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. “Dua kalimat Syahadat itu ibaratnya tiket masuk untuk melihat pertunjukan. Karena itu bentuk syiarnya seperti itu, “jelasnya.
Namun, hingga saat ini, pihak keraton masih memainkan gamelan tersebut. Meski usianya sudah ratusan tahun. Gamelan Sekaten itu disetiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha pihak Keraton Kasepuhan Cirebon mementaskannya. Dan pertunjukan gamelan tersebut ditonton langsung Sultan Kasepuhan Cirebon.
“Gamelan itu, kita pentaskan dibangunan Mande Karasemen kompleks Siti Hinggil Keraton Kasepuhan setelah salat Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu, gamelan ini difungsikan juga saat menyambut tamu kehormatan, “tegasnya.
Hafidz menambahkan, keluarga Keraton Kasepuhan Cirebon rutin membersihkan gamelan milik Sunan Gunung Jati setiap bulannya. Proses pencuciannya harus melalui ritual khusus, yakni Tradisi Siraman.
“Kita mandikan gamelan ini dengan air kembang. Airnya kita ambil dari Sumur Bandung Dalem Agung Pakungwati. Tujuannya agar gamelan ini bersih dan harum. Tradisi Siraman ini rutin kita lakukan, “tandasnya. (sis)