Lenterainspiratif.id | Mojokerto – Seorang prajurit TNI AD yang bertugas di Kodim 0815/13 Mojokerto, sukses membudidayakan buah Tin hingga merambah pasar mancanegara. Ia adalah Koptu I Wayan Sudiasa, warga Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto .
Ketertarikannya untuk membudidayakan ‘buah surga’ itu bermula ketika ia bertugas di Lebanon pada 2014 silam. Ia menyebutkan bahwa di Lebanon banyak tumbuh pohon buah tin, hampir di setiap lahan rumah warga pasti tumbuh tanaman tersebut.
“Di Lebanon banyak tanaman buah tin ditanam warga sehingga saya tertarik untuk membudidayakan. Setelah saya pulang dari Lebanon, tahun 2014 lalu saya langsung membudidayakan tanaman buah tin. Awalnya di teras rumah dan berkembang, saya punya lahan seluas 1/2 hektar,” ungkapnya, Sabtu (6/3/2021).
Di lahan setengah hektar ia sukses membudidayakan tanan buah tin. Kini anggota Dibantu tiga orang karyawan, anggota Babinsa Windurejo, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto ini telah memiliki 3 orang pegawai, ia juga telah merambah pasar mancanegara, seperti Malaysia, Bangladesh, ke Vietnam, Malaysia, hingga negara di Benua Eropa.
“Kalau pendapatan satu bulan kurang lebih Rp 20 juta sampai Rp 30 juta, tapi itu belum kepotong itu biaya bekerja. Ada 30 jenis tanaman buah tin yang saya budidayakan, mulai dari Brown Turkey, Panache Tiger, Green Jordan, Regato Popone, Jolly Tiger varigata dan Negron long the out. Tapi yang paling diminati pasar, Jolly Tiger Varigata,” katanya.
Jenis tanaman buah tin Jolly Tiger Varigata, keunikannya terdapat pada buahnya yang berwarna dan memiliki daun berwarna hijau. Setiap harinya, usai menjalankan tugas sebagai abdi negara, ia selalu menyempatkan diri untuk bercocok tanam di kebun maupun di halaman rumah miliknya.
“Kendalanya di Indonesia saat musim dengan curah hujan yang tinggi seperti saat ini, untuk berkebun memang membutuhkan green house untuk melindungi dari curah hujan. Karena cuaca di Indonesia berbeda dengan di wilayah Timur Tengah. Tapi alhamdulillah, bibit tanaman buah tin ini tembus mancanegara,” ujarnya.
Dalam satu bulan I Wayan mampu menjual 3.000 bibit buah tin setiap bulannya, yang ia batok dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu, ia memasarkan dagangannya itu melalui media sosial.
“Sebagian kita online dan juga ada reseller pembeli yang datang ke kebun untuk dijual kembali. Memang tanan buah tin ini dinilai mampu mengobati segala macam jenis penyakit sehingga meski tidak banyak yang membudidayakan tapi banyak yang cari,” ujarnya. ( lai )