
HALUT – Perjuangan petani kopra di Kabupaten Halmahera Utara (Halut) yang diusung dengan cara menggelar aksi demonstrasi secara berulang-ulang kini membuahkan hasil. Puncaknya, para petani kopra yang tergabung dalam Pergerakan Petani Kopra Tarakani, menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Kantor Bupati Halmahera Utara, pada Rabu (28/11/2018).
Namun, dari sekian lama para petani menghadapi keterpurukan atas anjloknya harga kopra, mereka terus tak henti-hentinya menyuarakan jeritan tangis pada Pemerintah Daerah (Pemda) dan para Wakil Rakyat, agar memberikan sebuah solusi dan menstabilkan kembali harga kopra. Dari perjuangan petani kopra yang dengan begitu gigih, kini perjuangan mereka tak sia-sia. Sebab, sesuai data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Halut, ada kenaikan harga kopra yang mencapai dilevel Rp. 4000.
“Selamt pagi Pak, mohon ijin melaporkan situasi harga kopra di hari ini, Jumat 30 november 2018. Jam 9:13 sebagai berikut. UD.MIRA=3.650, UD.KANAAN=3.500, UD.ELSADAI=3.600, UD.BERSAUDARA=3.600, UD.BERKAT LAMINDO=4.000, UD.IDOLA=3.500, UD.KEMURAHAN= 3.700, UD.IWAN=3.500
FIN DI DESA BALE GALELA(PEMILIKNYA PA FREDI KANAAN)= 3.400, UD.PANCARA KASIH=3.300
UD.BERSEHATI= 3.500, UD.SHARIL=3.300, “tulis salah satu pegawai yang diketahui dari Disperindag Halut, di Grup Medsos, Jumat (30/11/2018) pukul 15.30 WIT.
Menanggapi hal itu, aktivis Halmahera Utara, sekaligus salah satu promotor aksi perjuangan petani kopra, Nofarentu Her Sadouw, menyampaikan, bahwa terasa aneh bagi Pemda Halut, karena setiap usai masyarakat petani kopra menggelar aksi demonstrasi, ada kenaikan harga kopra. “Ini terasa aneh sekali bagi Pemda Halut. Apakah mereka baru bekerja, usai ada permasalahan dan tangisan dari rakyat?. Seharusnya, Pemerintah itu harus tanggap dengan adanya persoalan yang dihadapi masyarakatnya. Bukan baru bekerja ketika ada persoalan, “terang Faren, sapaan akrab Nofarentu Her Sadouw, saat dihubungi via seluler.
Faren menambahkan, banyaknya investor yang lari dari Kabupaten Halmahera Utara, bukan persoalan demonstrasi yang dilakukan oleh masyarakat. Melainkan banyaknya pedagang yang nakal dan persaingan harga yang tidak sehat. “Jadi pertanyaan Muchlis Tapi Tapi, Wakil Bupati, kemarin di depan kantor Bupati itu, menyatakan untuk stop demo-demo itu membuat investor kabur. Itu bohong, menurut saya, karena investor yang kabur seperti MNS itu, ulah dari pengusaha yang nakal dan persaingan harga kopra yang tak sehat. Sehingga mereka lari dan kabur, dan itu bukan karena demo-demo, “imbuhnya.
Sementara itu Faren berharap, agar pemerintah segera menstabilkan harga kopra minimal diharga Rp. 5.000. “Saya harap harga kopra bisa mencapai harga minimal sebesar Rp. 5.000 perkilogramnya. Akan tetapi jika pemerintah mengabaikannya, maka kami berencana akan menggelar demo lanjutan, “pungkasnya. (reynold/dit)






