Jawa TimurPeristiwa

Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemkot Mojokerto Galakkan Monitoring Hewan Kurban

×

Menjelang Hari Raya Idul Adha, Pemkot Mojokerto Galakkan Monitoring Hewan Kurban

Sebarkan artikel ini
DKPP Kota Mojokerto melakukan pengecekan hewan kurban

 

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Mendekati bulan suci Idul Adha 1445 Hijriah, Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggalakkan monitoring kesehatan hewan kurban di Kota Mojokerto. Hal itu guna memastikan kondisi hewan kurban yang masuk dan dijual di sejumlah lapak-lapak Kota Mojokerto.

 

Pengecekan hewan kurban ini telah dilakukan sejak Senin (10/6/2024) kemarin. Dari 22 lapak hewan kurban yang dilakukan monitoring, hasilnya mayoritas hewan yang dijual di Kota Mojokerto dalam kondisi sehat dan bagus.

 

“Alhamdulillah hingga saat ini dilaporkan hasilnya bagus, kondisi hewan nya sehat-sehat meskipun ada satu dua yang memang kelelahan karena perjalanan,” ucap Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto M. Ali Kuncoro, Kamis (13/6/2024)..

 

Sosok yang akrab disapa Mas Pj ini juga mengungkapkan beberapa hewan kurban yang dijual di lapak sebagian datang dari luar kota, seperti Jombang, hingga Trenggalek.

 

Hingga Selasa 11 Juni 2024 tercatat ada 33 ekor sapi, 440 kambing, dan 14 domba yang dijual di lapak-lapak yang tersebar di Kota Mojokerto. Jumlah itu diperkirakannya masih akan terus bertambah hingga perayaan Idul Adha tiba.

 

“Itu belum keseluruhan, karena jumlah peternak yang ada di Kota Mojokerto sendiri ada sekitar 100 an, baik peternak skala kecil hingga sedang,” imbuhnya.

 

Monitoring kesehatan hewan kurban ini akan terus dilakukan Pemkot Mojokerto hingga hari-H Idul Adha, baik di musala, masjid maupun Rumah Potong Hewan (RPH).

 

“Insyallah kita juga akan dibantu adik-adik dari FKH UB untuk melakukan pemantauan kesehatan pada saat H-1 sampai hari-H penyembelihan di musala, masjid, maupun RPH,” pungkasnya.

 

Sementara itu Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Mojokerto drh. Anggraita Putra menjelaskan tidak ditemukan penyakit menular strategis seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) ataupun Lumpy Skin Disease (LSD) pada monitoring yang sudah dilakukan.

 

“Kemarin hanya sebagian kecil temuan hewan yang flu karena mungkin kelelahan, tapi sudah kita berikan vitamin, dan disinfektan kepada penjualnya,” terangnya.

 

Menurut drh. Putra ada beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat untuk memilih hewan kurban, diantaranya tidak cacat, kurus, sakit dan dipastikan umurnya sudah cukup untuk disembelih.

 

“Untuk sapi yang siap disembelih harus berada di umur paling kurang tiga sampai empat tahun. Tentu dengan catatan harus sehat,” tambahnya. (roe/adv)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *