DaerahJawa Timur

Menjaga Keamanan Data Digital Pemkab Mojokerto Luncurkan CSIRT

 

Lenterainspiratif.id – Mojokerto – Menjaga keamanan data secara digital Pemkab Mojokerto melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Mojokerto meluncurkan Program keamanan siber bernama Computer Security Incident Response Team (CSIRT), Program tersebut merupakan pilot project bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di kabupaten maupun kota se Indonesia pada tahun 2022.

Kabupaten Mojokerto merupakan daerah ke-17 yang mendaftarkan CSIRT-nya ke BSSN dan melakukan launching CSIRT dari total keseluruhan 514 kabupaten kota di Indonesia. Pembentukan CSIRT ini menjadi salah satu proyek prioritas strategis yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024.

Tahun 2020-2024 pembentukan CSIRT ditargetkan sebanyak 131 CSIRT. Pada tahun 2022 ini, akan dibentuk sebanyak 32 CSIRT yang tersebar di kementerian, lembaga, dan daerah.

“Kabupaten Mojokerto ditetapkan sebagai pilot project CSIRT di Provinsi Jawa Timur,” papar Direktur Keamanan Siber dan Sandi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Media, dan Transportasi, Deputi IV, BSSN, Rinaldy saat launching Kabupaten Mojokerto-Computer Security Incident Response Team (CSIRT), di Pendopo Graha Maja Tama, Kamis (13/10/2022).

Renaldy berharap, dengan diluncurkannya program ini maka sistem keamanan manajemen digital di lingkungan Pemkab Mojokerto dapat terjaga.

Dengan sistem CSIRT ini diharapkan dapat membangun, mengkoordinasikan, mengkolaborasikan dan mengoperasionalkan sistem mitigasi, manajemen krisis, penanggulangan dan pemulihan terhadap insiden keamanan siber pada lingkungan Pemkab Mojokerto.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Mojokerto, Ardi Sepdianto mengatakan CSIRT ini dapat membangun kerjasama dalam rangka penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber di lingkungan Pemkab Mojokerto. Dan membangun kapasitas sumber daya penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber di lingkungan Pemkab Mojokerto.

“Insiden siber di lembaga pemerintahan semakin sering terjadi. Oleh karena itu dengan terbentukannya Mojokerto Kab CSIRT akan mampu mengatasi berbagai permasalahan terkait keamanan informasi pada layanan berbasis elektronik di lingkungan Pemkab Mojokerto secara cepat dan tepat,” urainya.

Sehingga, lanjutnya, masyarakat tidak ragu lagi memanfaatkan layanan berbasis elektronik. Sehingga layanan dapat berjalan dengan lebih efektif, transparan dan akuntabel. “Kemajuan teknologi informasi terdapat resiko keamanan pararel. Menurut data sejak Januari lalu terdapat 149 juta serangan siber, di Jatim serangan siber mencapai 12 juta serangan. Sementara dalam melaksanakan proses digitalisasi kita masih mengabaikan keamanan siber. Kita belum menyediakan sistem keamanan yang menyangkut prosedur dan pencegahan dan penanggulangan yang berdampak buruk terhadap siber kita,’’ ujarnya.

“Kita sudah dapat membentuk tim tanggap siber CSIRT untuk menanggapi laporan, deteksi keamanan, dan pencegahan keamanan siber di lingkungan Pemkab Mojokerto,” tandas Ardi.

CSIRT ini memberikan layanan reaktif yang meliputi pemberian peringatan siber dan penanggulangan dan pemulihan insiden siber, penanganan kerawanan dan penanganan artifak. Layanan proaktif meliputi audit atau pelayanan keamanan, layanan manajemen. Manajemen kualitas keamanan meliputi analisis resiko, edukasi dan pelatihan.

Sementara itu Bupati Ikfina Fahmawati mengatakan diera digital ini data dan informasi menjadi aset penting bagi pemerintah. Data menjadi unsur penting dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengambilan kebijakan strategis di Kabupaten Mojokerto.

“Pemkab Mojokerto berkomitmen mewujudkan big data yang diwujudkan dalam pengembangan digital. Terbentuknya CSIRT ini diharapkan mampu menjaga kerahasiaan, integritas kerja serta ketersediaan data informasi yang dikelola oleh Pemkab Mojokerto,” katanya.

Bupati berharap Mojokertokab CSIRT ini semakin kedepan semakin professional dan berfungsi sebagaimana fungsinya. Didukung peningkatan kapasitas SDM nya. Kemampuannya harus dapat merespon ditengah kemajuan ilmu komunikasi yang pesat .

“Kita butuh keamanan dalam proses bisnis di dunia virtual,” pungkasnya. (adv/Roe)

Exit mobile version