Opini

Mengenang Riyanto banser nu, memeluk bom demi selamatkan ratusan jemaat gereja

×

Mengenang Riyanto banser nu, memeluk bom demi selamatkan ratusan jemaat gereja

Sebarkan artikel ini

Foto : banser NU Riyanto
Jurnalis : siswanto
Lenterainspiratif.com
Di tengah situasi kita di adu domba antar suku dan agama yang tidak terasa, dengan saling membenci, islam yang di batasi dengan aturan aturan yang seolah bahwa islam itu tak toleran dan ribet yang tak mendasar. Maka kita harus melihat kejadian saat perayaan Natal tanggal 24 Desember 2000 silam di Gereja Eben Haezer Mojokerto Jatim, maka itulah islam yang toleran, saling menghargai dan islam yang bisa melindungi.
Banser NU Riyanto merupakan salah seorang anggota Banser dari 4 anggota Banser yang ditugaskan mengamankan gereja oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor Mojokerto.
Saat itu Riyanto bersama petugas pengamanan gereja dan Polsek menemukan bungkusan mencurigakan di dalam gereja dan Iapun memberanikan diri membuka bungkusan tersebut, ternyata bungkusan itu adalah bom. terlihat percikan api dari dalam bungkusan, dengan teriakan yang sangat keras Riyanto berteriak “Tiarap”. Ia berusaha membuang bom keluar agar tidak meledak di dalam gereja yang saat itu penuh jemaat Natal.
Bom dilempar keluar oleh Riyanto ke tempat sampah saat itu tetapi terpental dan dengan cepat mengambil kembali bom itu untuk dibuang lebih jauh lagi dari gereja.
Namun, Bom meledak di pelukan pemuda NU berusia 25 tahun ini. Dan iapun gugur di tempat dengan kondisi jari-jari dan wajah yang menyedihkan. Demi melindungi jemaat gereja, yang tidak seiman, yang tidak seagama dan yang tidak ada hubungan keluarga namun mereka adalah satu kesatuan yaitu bangsa indonesia.
Gus Dur pernah berkata, “Riyanto telah menunjukkan diri sebagai umat beragama yang kaya nilai kemanusiaan. Semoga dia mendapatkan imbalan sesuai pengorbanannya,”_ ucapnya.
Kini, setelah 17 tahun peristiwa itu berselang, nama Riyanto hampir tidak pernah disebut, apalagi untuk diteladani semangat perjuangan dan rasa kemanusiaan Riyanto.
Di tengah banyaknya aksi kekerasan mengatasnamakan agama seperti yang belakangan ini sering terjadi, sosok dan pengorbanan Riyanto, patut menjadi suri tauladan bagi kita semua, tanpa membeda-bedakan agama dan kepercayaan, suku, ras maupun golongan. (di olah berbagai sumber).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *