Opini

Kriteria Pemimpin Yang Ideal

×

Kriteria Pemimpin Yang Ideal

Sebarkan artikel ini

foto : ilustrasi
Penulis : Suratman Dano Mas’ud, Kader PMII Kota Ternate
Barbagai macam versi dan pandangan tentang pengertian “Kepemimpinan”, namun secara umum kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan memengaruhi dan mendapatkan pengikut. Secara etimologi kepemimpinan diartikan sebagai khilafah, imamah, imarah, yang memiliki makna daya memimpin, kualitas atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan secara terminologi, kepemimpinan adalah kemampuan mengajak orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Jacobs dan Jacques (1990), kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerja sama dan dihasilkan dengan kemauan dalam memimpin untuk mencapai tujuan.
Secara umum kepemimpinan berarti upaya untuk mentransformasikan semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan. Tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin adalah menggerakan dang mengarahkan, menuntun, memberi motivasi serta mendorong orang yang dipimpin untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan, sedangkan tugas dan tanggung jawab yang dipimpin adalah mengambil peran aktif dalam menyuseskan pekerjaan yang dibebankannya.
Dalam momentum pemilihan Gubernur di negara Indonesia tercinta ini, ketika seseorang telah terpilih dan diangkat menjadi pemimpin, maka ia telah mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang pemimpin yang harus mampu mempertanggung jawabkannya, baik secara sosial (pada mahasiswa) juga terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana Hadis Nabi SAW: “tiap-tiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas apa yang dipimpinnya”. Bukan soal jabatan dan kedudukan saja yang dipertanggung jawabkan, tetapi juga sebagai mahluk ciptaan Allah swt yang sempurna harus mampu mempertanggung jawabkan ‘Akal’ yang diberikan oleh-Nya.
Pada dasarnya manusia secara fitrawi memiliki sifat yang baik, jujur dan berketuhanan serta memiliki rasa keadilan. Akan tetapi, juga memiliki syahwat dan nafsu yang cenderung menuntut pemuasan mendadak. Peristiwa inilah yang sering menghampiri para pemimpin dan pemegang amanah. Sadar atau tidak sadar, setiap manusia adalah pemimpin dan pengikut yang keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menjadi pemimpin adalah amanah dan menjadi pengikut adalah dalam rangka menjalankan amanah. Pemimpin sejati adalah senantiasa melahirkan pengikut yang berada pada fitrawi manusia hingga pada akhirnya kepemimpinannya tidak lekan oleh masa dan tidak usang oleh zaman serta tidak punah hingga hari akhir kelak.
Pemimpin Laksana Pohon: pohon yang baik adalah pohon yang tumbuh sehat, kuat, dan memberikan banyak manfaat. Untuk memenuhi kreteria pohon tersebut harus melalui proses yang panjang dan penuh perhatian, merupakan benih yang baik serta unggul, lingkungan yang mendukung dan merupakan masa yang tepat untuk dipergunakan.
Pohon yang baik memiliki 3 (tiga) kriteria, yaitu: akar yang kuat, batang dan rantingnya menjulang, serta memberikan buah yang bermanfaat sepanjang masa. Penjelasan dari pemimpin laksana pohon ini suda ada dalam firman Allah SWT. surah Ibrahim: 24-25: “tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah memberikan perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.
Dalam konteks kepemimpinan ideal, seorang harus memiliki tiga dimensi kepribadian, pertama dimensi basis kekuatan, integritas dan memberikan manfaat (Veria Peradilan: tahun XXVI No.308 Juli 2011). Diharapkan setiap pemimpin Gubernur saat terpilih dalam pemilihan nanti, merupakan orang-orang yang bisa dan dapat memenuhi kriteria ini.
Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mau bekerja keras untuk membangun rakyat/mahasiswa yang ideal pula. Ali Syari’ati merumuskan sebuah umat dan masyarakat yang ideal adalah sebagai masyarakat beragama yang menjunjung tinggi ke-Ilahiyah-an Allah, Tuhan Yang Maha Esa dan menghargai kemanusiaan secara merata yang ditandai dengan persaudaraan tanpa kelas dan tanpa tembok pemisah.
“kesuksesasn sebuah kepemimpinan bukan diukur dari kadar ketakutan dan ketertiban yang berhasil diciptakan terhadap Rakyat/Mahasiswa, tetapi kesuksesan tercermin dalam menjabarkan prinsip kerja keras dalam berinisiatif dan kreatif menemukan solusi untuk mencapai tujuan bersama”.tandasnya
Kabiro Maluku Utara : Iksan Togol
Editor : Didit Siswantoro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *