Jawa TimurPeristiwa

Imbas PMK, Blantik Sapi di Lamongan Hasut Peternak Demi Keuntungan Pribadi

×

Imbas PMK, Blantik Sapi di Lamongan Hasut Peternak Demi Keuntungan Pribadi

Sebarkan artikel ini
Sapi Terjangkit PMK

Sapi Terjangkit PMK

Lenterainspiratif.id | Lamongan – Banyaknya sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Lamongan justru dimanfaatkan para blantik sapi untuk mencari keuntungan.

Para blantik sapi ini menakut-nakuti peternak bahwa sapi yang terjangkit PMK itu sulit untuk disembuhkan, lalu mereka menghasut peternak untuk menjual sapinya dengan harga murah.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Lamongan, bahwa sebaran penularan PMK telah merambah ke 15 kecamatan.

Dari 622 populasi sapi yang ada di 15 kecamatan itu, 433 di antaranya telah terjangkit PMK, lalu 86 dinyatakan sembuh, 6 mati, 4 dipotong paksa, dan 32 dijual. Sehingga yang masih sakit totalnya berjumlah 305 ternak.

Medic Vertiner Dinas Peternakan Lamongan, Rahendra mengatakan, bahwa banyak peternak yang terhasut untuk menjual sapinya dengan harga yang sangat murah.

“Ada sejumlah sapi yang masih sakit atau terjangkit PMK tapi malah justru dijual oleh peternak. Kemungkinannya karena memang para peternak ini ditakut-takuti oleh para spekulan pedagang sapi atau blantik,” ujar Rahendra, Minggu (22/5/2023).

Padahal, ungkap Rahendra, sapi-sapi yang terjangkit PMK ini sebenarnya mudah disembuhkan. Ia juga menjelaskan, para peternak yang menjual sapi yang sedang terjangkit PMK ke blantik ini akan sangat berisiko dan justru malah sangat berpotensi menularkan PMK ke wilayah lain.

“Resiko akan menularkan ke tempat lainnya. Padahal kita sudah tunjukkan kalau di beberapa tempat di Kabupaten Lamongan sudah ada yang sembuh selama kurun waktu 5 sampai 14 hari. Tetapi peternak kurang sabar dan ada yang ditakut-takuti oleh pedagang sapi. Sehingga mereka menjual sapi yang sudah ada progres untuk sembuh,” terangnya.

Dengan kejadian ini, Rahendra mengaku, pihaknya akan melakukan pencegahan secara maksimal, di antaranya dengan berkordinasi dengan pihak kepolisian untuk monitoring dan pemetaan terkait lalu lintas penjualan hewan ternak agar penularan PMK tak meluas.

“Itu yang jadi permasalahan kami. Untuk itu kita kerjasama dan terus berkordinasi dengan Polsek dan Polres untuk menyekat ternak yang di kandang (karantina) dan penyekatan lalu lintas ternak,” tandasnya. (Man)