Lenterainspiratif.id | Surabaya – Menyusul mahalnya harga kedelai, hari ini para perajin tahu dan tempe mogok produksi hingga 23 Februari 2022 mendatang. Akibatnya tempe di pasaran kini menjadi makanan langka yang sulit didapatkan.
Salah satu penjual tahu dan tempe di Pasar Jalan Kelapa Surabaya, Sayyin mengaku, ia baru saja melapak dagangannya, namun dalam waktu sekejap sudah habis diserbu pembeli.
“Tetap jual, tapi langsung habis. Sama harganya, ada yang Rp 2.000 dan Rp 3.000,” kata Sayyin.
Sayyin mengatakan, para pembeli sudah datang sebelum ia datang untuk melapak dagangannya yakni tahu dan tempe.
“Sebelum dasar (jual) wes (sudah) ada yang nunggu, soale kan (karena) memang banyak langganan disini. Jual mulai jam 07.00-12.00, habis jam setengah 8,” ujarnya.
Sementara itu, di Pasar Gresikan, selain stok kosong juga harganya sempat naik Rp 500 perbiji.
“Tempe dan tahu tidak ada, sampai tiga hari kedepan. Dari seminggu kemarin sudah diberi tahu kalau mau mogok bosnya (membuat tempe),” kata Nurhadi.
“Ada kenaikan harga beli sejak beberapa hari lalu, biasanya hargae Rp 2.000 jadi Rp 2.500, naik Rp 500 sampek harga kulaknya,” tambahnya.
Sama halnya dengan Hartik Suryani, pedagang sayuran dan tahu tempe rumahan di kawasan Ngagel ini susah untuk mencari tempe di tengkulak. Hari ini hingga Rabu tak ada kiriman tahu tempe karena mogok produksi.
“Tidak ada yang jual tempe, di pasar keliling ga ada. Bahkan tadi sempet tanya ke sesama pedagang sayur keliling juga kosong,”ungkapnya.