Mojokerto – Kenaikan harga kedelai impor akibat gejolak perdagangan internasional mulai menghantam perajin tempe lokal. Di Dusun Sroyo, Desa/Kecamatan Dlanggu, Mojokerto, perajin tempe Dziffa milik Moh Thoha (39) harus memutar otak agar usahanya tetap berjalan.
Sejak empat bulan terakhir, harga kedelai impor yang menjadi bahan utama tempe merangkak naik. Dari sebelumnya Rp 8.500/kg, sempat naik bertahap hingga mencapai Rp 9.600/kg per awal Mei 2025.
“Sekarang kedelai sudah Rp 9.600/kg. Kami tetap bisa beli dari agen, tapi dampaknya terasa ke produksi,” ungkap Thoha saat ditemui, Sabtu (3/5/2025).
Untuk mengimbangi lonjakan harga bahan baku, Dziffa memilih memperkecil ukuran tempe namun tetap mempertahankan harga jual agar pelanggan tidak lari.
“Kami perkecil lebar cetakan dari 14 cm jadi 13,8 cm. Tapi harga jual tetap Rp 50.000 per cetakan. Konsumen juga paham kondisi ini,” ujarnya.
Setiap hari, Thoha memproduksi sekitar 100 cetakan tempe dari 400 kg kedelai impor. Ia dibantu dua karyawan yang bekerja dalam dua sift. Omzet hariannya mencapai Rp 5 juta, namun kenaikan harga kedelai membuat margin keuntungan menurun hingga 30 persen.
“Keuntungan memang turun, tapi masih cukup untuk gaji karyawan dan beli bahan baku,” jelasnya.
Proses produksi tempe membutuhkan waktu sekitar dua hari dua malam. Dimulai dari perebusan kedelai selama dua jam, lalu difermentasi dan dicetak menggunakan dua ukuran cetakan kayu: 14×200 cm dan 30×180 cm, dengan ketebalan masing-masing 4,5 cm.
Air bekas rebusan kedelai tidak dibuang sia-sia. Justru dijual kepada peternak sapi dan kambing dalam kemasan jerigen.
Usaha keluarga ini sudah berjalan selama dua dekade dan memiliki banyak pelanggan setia. Selain dijual langsung dari rumah, tempe Dziffa juga dipasarkan lewat 10 reseller yang tersebar di Pasar Tangunan, Pandanarum, dan Sawahan, serta lewat saudaranya di Pasar Dlanggu.
Thoha berharap pemerintah dapat mengintervensi pasar agar harga kedelai impor kembali stabil di angka Rp 8.500/kg.
“Kalau bisa kembali seperti dulu, produksi bisa normal lagi dan pasar tetap stabil,” harapnya.