Lenterainspiratif.com, JOMBANG – Puluhan petani Desa Watudakon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar aksi gropyokan tikus, Selasa (14/1/2020) malam hari. Alhasil, sedikitnya 3.000 ekor hewan perusak padi petani ini berhasil ditangkap oleh petani.
Pasalnya, belakangan ini petani mengeluhkan karena hama tikus terus merajalela dan merusak tanaman padi mereka. Bahkan, populasi tikus meluas ke lahan pertanian milik warga. Sehingga, sejumlah petani mengaku lahan pertaniannya rusak akibat serangan tikus.
Akibatnya, tak sedikit petani gagal panen dan merugi hingga puluhan juta rupiah. Salah satu cara untuk mengatasi sekaligus mengantisipasi bertambahkan popuasi tikus dengan cara gropyokan itu.
“Kami resah dengan ulah tikus-tikus ini. Gimana tidak, setiap tabur benih pagi hari, nanti besoknya benih sudah habis dimakan tikus, “ungkap Samsuri, salah satu petani setempat, Rabu (15/1/2020) dini hari.
Warga pun ramai-ramai turun ke area pertanian untuk perburuan tikus dengan menggunakan alat tembak. Perburuan dilakukan di lahan pertanian dan saluran irigasi. Untuk menangkap tikus itu, para petani mengelilingi area pertanian, setelah tikus keluar dari lubang petani ramai-ramai menangkapnya.
Meski berhasil menangkap ribuan tikus, petani yakin masih ada banyak tikus. Oleh karena itu, petani meminta agar pemerintah memberi bantuaan sarana pengendalian hama tikus. “Baik berupa alat pengasapan maupun mercon tikus. Supaya, agar populasi tikus bisa ditekan dan petani tak lagi menanggung kerugian, “tandas Samsuri.
Terpisah, Suharto, Kepala Desa Watudakon, saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya mendukung kegiatan pembasmian tikus dengan cara gropyokan yang dilakukan oleh petani.
“Petani itu kan pejuang pangan, maka harus selalu didukung kegiatannya. Sebab, agar petani dapat beraktivitas secara nyaman dan terselesaikan berbagai permasalahannya yang dialaminya sekarang ini, “katanya.
Selain itu, Suharto juga berharap agar petani terus mendapatkan pendampingan dari para penyuluh. Termasuk soal pengamatan dini terhadap hama dan penyakit disertai gropyokan tikus, karena hal itu bisa menunjang produksi padi.
“Kegiatan ini penting untuk memastikan petani dapat sukses meraup hasil panen padi yang telah diusahakannya selama empat bulan, “pungkasnya. (red)