Opini

Cagar Budaya Dirusak Demi Infrastruktur Pembangunan

×

Cagar Budaya Dirusak Demi Infrastruktur Pembangunan

Sebarkan artikel ini

foto : ilustrasi
Penulis : Kasim Bungan, Kader PC PMII Ternate
Morotai, Lentera Inspiratif.com
Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, banyak menyimpan sejarah. Karena saat perang dunia II terjadi, sekutu mendarat di morotai pada tahun 1944 dan berakhir pada tahun 1945, sebagai puncak kemerdekaan RI  pada tahun itu. Dan pasukan sekutu menghabiskan waktu mengatur strategi untuk melumpuhkan si negeri sakura (Jepang) di bawah panglima perang sekutu Jendral ‘Douclas Mc. Artur.  Serta Pulau Zum-zum, Morotai menjadi saksi tempat peristrahatan terakhir seorang Jendral Douclas Mc artur. Dan pada saat itu pulau Zum-zum di jadikan tempat rahasia untuk mengatur langkah-langkah strategi pasukan sekutu mendesain bom atom rencananya di lepaskan di Herushima dan Nagasakhi menjadi tujuan utama pasukan sekutu, karena Jepang menyimpan amunisi serta Alusista perang.
Landasan Pitu alis landasan pesawat tempo dulu yang terletak di Desa Wawama sekarang sudah diberi nama Leo Watimena oleh TNI Angkatan Udara. Dan landasan ini tempat dimana pasukan sekutu menerbangkan Bom Atom, untuk membumi hanguskan Jepang. Dan pada akhirnya pasukan Jepang menyerah tanpa syarat.
Dari situlah Bung Karno memanfaatkan peluang untuk mengambil kesempatan Memproklamirkan Kemerdekan Indonesia  yang di pelopori Oleh Pemuda.Dan atas desekan kaum muda serta tragedi penculikan, akhirnya Bung Karno membacakan naskah Proklamasi 17 Agustus 1945. Sebagai tanda berdirinya Negara Indonesia, dan untuk diakui oleh Negara lainnya, bahwa ada yang namanya Negera Kesatuan Republik Indonesia, secara de facto maupun de jure.
Serta pada tanggal 20 Maret Tahun 2008, telah ada Kabupaten baru di Provinsi Maluku Utara, yaitu Kabupaten Pulau Morotai. Dan pada saat itulah, Morotai menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB), yang melepaskan diri dari kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Kabupaten Pulau Morotai, masyarakatnya terbentuk dari besar Suku Tobelo, Galela, dan Sanger. Suku ini telah lama menduduki  di pulau morotai,  karena di waktu itu terjadi letusan gunung tarakani sehingga kebanyakan masyarakat mengungsi di Morotai dan akhirnya menetap. Tapi, saat ini Morotai menjadi rebutan Negara-Negara Asing, salah satunya adalah Amerika dan Jepang. Karena posisi Morotai berada dijalur strategis yang berada di jalur ALKI III untuk pertahanan sekaligus jalur perdagangan dunia Internasional. Ditambah lagi dengan panorama eksotis pantai yang begitu indah di bibir Pasifik sekaligus memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah disektor perikanan dan kelautan. Di Pulau ini, banyak anak bangsa yang punya banyak mimpi. Sebagai sebuah anak bangsa yang tumbuh dan besar,  telah bersahabat dengan alamnya. Serta akan menjadi penerus generasi bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Dan inilah merupakan senjata pemersatu bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan Pulau.
Seiring dengan lajunya perkembangan zaman dan arus modernis, Pemerintah Kabupaten Pulau Morotai  telah banyak melakukan Infrastruktur  pembangunan. Hal ini dipengaruhi atas, sesuai dengan Visi dan Misi Para calon Bupati dan  Calon Wakil Bupati pada tahun 2011. Dan pada akhirnya, terpilihlah seorang kepala daerah yang bernama Rusli Sibua dan Weni Paraisu, pada tahun 2012.
Dan pada saat itulah, roda Pemerintahan di Kabupaten Pulau Morotai dinahkodai seorang Pemimpin baru. Dan dengan berjalannya roda pemerintahan baru, maka secara otomatis kebijakan pun akan berubah pula. Salah satunya adalah kebijakan terkait infrastruktur pembangunan yang terus digalakkan. Namun,  berjalannya pembangunan yang ada tanpa memperhatikan bukti ‘Sejarah. Pasalnya, salah satu  ‘Tugu Pancasila yang  berada  di pusat kota Morotai, telah di gusur habis dan digantikan dengan tugu pancasila wajah baru. Hal inilah, menjadi polemik karena sudah merubah cagar budaya sebagai saksi sejarah. Bukannya pemerintah menjaga kelestarian dan menjadikan salah satu tempat bersejarah. Bahhwa tempo dulu  masyarakat morotai juga ikut mendeklarasikan kemerdekaan Republik Indonesia, Pada tanggal 17 Agustus 1945. Karena pada saat itu, tugu pancasila adalah tempat /titik dimana para pejuang  berkumpul dan di buatlah tugu yang diberi nama tugu Pancasila. Dengan mimpi, niscaya para generasi selanjutnya melihat dan selalu mengingat jasa-jasa para pendahulu. Tanpa melupakan dan meningglkan sejarah yang pernah terjadi.
Begitu pula dengan Prasasti bekas tanda tangan Soekarno sebagai bukti kehadiran dan kecintaan terhadap pendidikan soekarno meresmikan SMP Negeri Morotai. Hingga kini Morotai prasastinya telah digusur habis demi mengejar proyek pembangunan. Bukannya Pemerintah Daerah menjaga serta melestarikan peninggalan sejarah dengan baik. Malah, Pemerintah kabupaten Pulau Morotai yang merusakinya di masa kepemimpinan Rusli Sibua dan Weni Paraisu, berkisar pada tahun 2012-2013.  Ironisnya  sampai sejauh ini, pihak penegak hukum menutup mata seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa. Padahal sudah jelas-jelas Pemerintah Kabupaten telah melakukan pelanggaran atas cagar budaya yang ada.
Kabiro Maluku Utara : Iksan Togol
Editor : Didit Siswantoro
Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *