Lenterainspiratif.com | Mojokerto – Wisata ‘Kampung Organik Brenjonk’ yang terletak di Desa Penanggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto juga menyajikan pemandangan alam yang enak dipandang.
Bunga Refugia yang tengah bermekaran, yang menambah keindahan tempat wisata di kaki gunung penanggungan itu, tempat wisata tersebut bahkan didapuk menjadi koreanya Mojokerto.
Bunga Refugia merupakan bunga dari tanaman kenikir yang ditanam oleh para petani yang tergabung di Kampung Organik Brenjonk.
Tempat wisata itu banyak dikunjungi dikunjungi oleh wisatawan pada saat akhir pekan, untuk dapat masuk ke tempat wisata tersebut pengunjung hanya perlu membayar sebesar Rp 5 ribu saja.
Namun untuk wisatawan yang membawa kendaraan roda empat, dibutuhkan waktu dan tenaga. Ini lantaran di sekitar Taman Bunga Brenjonk tak ada lahan parkir untuk roda empat sehingga wisatawan harus berjalan kaki, meski sudah lumayan bagus jalannya namun jalan menanjak.
Namun Anda tak perlu sedih, meski harus bejalan kaki rasa lelah anda akan teralihkan oleh pemandangan Gunung Penanggungan dan Gunung Welirang, serta hamparan bunga Refugia berwarna kuning yang membentang indah.
Direktur Kampung Organik Brenjonk, Slamet (50) mengatakan, Kampung Organik Brenjonk berdiri di atas lahan persawahan seluas 5 hektar yang dimiliki 40 petani warga sekitar. “Lokasi ini adalah wisata kuliner sawah organik, untuk mendukung kita bangun daya tarik wisata berupa taman refugia,” ungkapnya, Sabtu (3/10/2020).
Bukan tanpa tujuan tanaman bunga Refugia ini ditanam, Slamet mengungkap bahwa bunga ini memiliki tiga keunggulan yakni, Pertama, menciptakan musuh alami karena bunga refugia merupakan predator alami hama sawah. Wereng, capung, hama penyakit tanaman padi dilawan oleh predaktor tersebut.
“Yang kedua adalah untuk kebutuhan sayur-sayuran sehat karena ini bisa dikonsumsi, daun bunga kenikir bisa untuk urap-urap dan lalapan. Yang ketiga untuk daya tarik wisata kawan-kawan ke sini bisa selfie, bisa foto, prewedding, bisa buat video. Jadi intinya daripada kita jauh-jauh ke Korea, di sini sudah cukup,” katanya.
Slamet menambahkan, satu petani menyiapkan satu petak untuk menanam bunga refugia. Sebelumnya tanaman padi yang dihasilkan 1 kwintal, bisa menjadi 1,5 ton. Inilah yang menjadikan tujuan bunga refugia ditanam untuk ketahanan ekonomi. Petani tidak akan menjual tanahnya namun sudah menghasilkan dari tanaman yang ada.
“Ramianya Sabtu-Minggu. Jika datang ke Taman Bunga Refugia di Kampung Organik Brenjonk bisa santai, rileks dan jaga jarak. Karena luasnya 5 hektar dan masing-masing petani punya satu warung yang ditanami bunga refugia. Sehingga banyak wisatawan yang datang kesini menjuluki sebagai Koreanya Mojokerto,” ujarnya.
Wisata Kampung Organik Brenjonk sebenarnya sudah berdiri sejak 12 tahun silam, sebelumnya tempat wisata ini menanam padi dan sayur mayur yang kemudian dikirim ke wilayah Surabaya setiap hari Senin. Untuk penamaan Bunga Refugia ini baru dilakukan satu tahun belakangan.
“Kita sudah punya sertifikat organik, Senin dan Kamis hasil panen para petani dikirim ke Surabaya. Yakni aneka sayuran. Untuk beras kita juga kirim ke Bulog, ada beras merah, hitam coklat dan biasa. Beras merah cocok ditanam di sini, karena beras merah memiliii serat tinggi sehingga saya dijual harganya mahal,” jelasnya. (lai)