Lenterainspiratif.id | Kota Mojokerto – Upaya serius Pemerintah Kota Mojokerto dalam menekan angka stunting membuahkan hasil menggembirakan. Berdasarkan data terkini hingga Oktober 2025, angka stunting di Kota Mojokerto berhasil ditekan hingga menyentuh 1,12 persen, jauh di bawah target nasional sebesar 14 persen.
Capaian ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, dalam Rapat Koordinasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) Stunting Semester II Tahun 2025 yang digelar di Ruang Command Center Balai Kota Mojokerto, Kamis (4/12/2025).
Dalam kesempatan tersebut, wali kota yang akrab disapa Ning Ita itu menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh jajaran Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPPS) Kota Mojokerto yang telah bekerja tanpa lelah dalam upaya menurunkan angka stunting.
“Ini capaian yang sangat luar biasa. Angka stunting kita sekarang tinggal 1,12 persen. Ini menjadi bukti nyata kerja keras seluruh pihak dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045 dari Kota Mojokerto,” ujar Ning Ita.
Berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), tren penurunan stunting di Kota Mojokerto terus berlangsung secara konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, angka stunting tercatat sebesar 9,04 persen. Angka tersebut turun menjadi 7,71 persen pada 2020, kemudian 4,84 persen di 2021, 3,12 persen pada 2022, 2,04 persen di 2023, 1,54 persen pada 2024, hingga akhirnya mencapai 1,12 persen pada 2025.
Ning Ita menegaskan, keberhasilan ini tidak terlepas dari sinergi seluruh perangkat daerah yang terlibat aktif dalam program pencegahan dan penanganan stunting. Menurutnya, meski Kota Mojokerto memiliki wilayah dan jumlah penduduk yang relatif kecil, justru hal itu menjadi tantangan untuk bekerja lebih maksimal dan terukur.
“Kota kita kecil, sekitar 140 ribu penduduk. Justru karena itu tidak boleh bekerja biasa-biasa saja. Semua dinas harus benar-benar bergerak bersama, bukan hanya formalitas,” tegasnya.
Dengan capaian angka stunting yang kini sudah sangat rendah, strategi penanganan stunting ke depan pun mulai diarahkan pada upaya pencegahan agar tidak muncul kasus baru. Mulai 2026, fokus intervensi akan diperluas pada pemenuhan gizi balita, remaja, hingga kelompok usia dewasa, dengan dukungan berbagai program prioritas nasional, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah mulai berjalan sejak 2025.
Lebih jauh, Ning Ita juga mengajak seluruh jajarannya untuk terus menjaga komitmen pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam urusan kesehatan dan kualitas sumber daya manusia.
“Mungkin tidak semua kondisi bisa kita intervensi secara sempurna. Tapi kita wajib berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Teruslah mengabdi untuk Kota Mojokerto tercinta,” pungkasnya.
Dengan angka stunting yang kian mendekati nol, Kota Mojokerto semakin mantap melangkah menuju cita-cita besar melahirkan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan.













