Wisata

Vihara Majapahit: Dari Tempat Ibadah Buddha Menjadi Obyek Wisata Budaya Populer

×

Vihara Majapahit: Dari Tempat Ibadah Buddha Menjadi Obyek Wisata Budaya Populer

Sebarkan artikel ini
Maha Vihara Majapahit

 

MOJOKERTO, lenterainspiratid.id– Maha Vihara Majapahit yang terletak di Kampung Mojopahit, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah umat Buddha, tetapi juga telah berkembang menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang ramai dikunjungi. Daya tarik utama vihara ini adalah keberadaan Patung Buddha Tidur raksasa dengan arsitektur bergaya joglo yang khas.

Patung Buddha Tidur yang dilapisi kuningan ini pernah meraih penghargaan MURI sebagai “Patung Buddha Terbesar di Indonesia” pada tahun 2021 dan dinyatakan sebagai yang terbesar ketiga di Asia Tenggara. Patung tersebut merupakan penggambaran momen ketika Sang Buddha menuju Maha Parinibbana, atau menjelang wafatnya. Awalnya, patung ini dibentuk dari beton sebelum kemudian dilapisi dengan lapisan kuningan yang menambah nilai estetika dan artistik.

Di sekeliling patung terdapat relief yang menggambarkan perjalanan Sang Buddha dalam menyebarkan ajaran dharma pada bagian depan, serta representasi hukum sebab akibat atau karma pada bagian belakang. Meskipun dahulu area di bawah patung digunakan untuk bermeditasi, saat ini pengunjung hanya diperbolehkan mengamati dari jarak yang telah ditetapkan di balik pagar pengaman.

Sugiarta, pemandu setempat menjelaskan, di dalam maha vihara terdapat beberapa patung yang masing-masing memiliki sejarah.

“Pernah, Maha Vihara ini ditutup dan tidak terbuka untuk umum. Tetapi, ‘dulu, pernah ditutup. Bukan untuk umum. Tetapi berhubung ada pengunjung yang melihat, akhirnya banyak yang ingin mengetahui. Apa sih Buddha Tidur. Pengunjung bahkan dari mancanegara,’ demikian keterangan Sugiarta, pemandu setempat,” ungkapnya.

Selain Patung Buddha Tidur, di dalam vihara terdapat beberapa patung lain yang memiliki nilai sejarah tersendiri, antara lain patung Buddha Tidur yang dibangun pada tahun 1983 dengan panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 3 meter, patung Buddha dalam posisi meditasi, patung Buddha yang dilindungi oleh ular kobra berkepala tujuh, serta patung Brahmana.

Awalnya, Maha Vihara Majapahit memang dikhususkan sebagai tempat ibadah umat Buddha. Namun, dengan meningkatnya minat pengunjung lokal dan mancanegara, vihara ini kini juga dikenal sebagai destinasi wisata budaya yang menyuguhkan kekayaan sejarah dan keindahan arsitektur.

Keberadaan Maha Vihara Majapahit membuktikan bahwa situs keagamaan sekaligus budaya ini mampu menyatukan nilai-nilai spiritual dengan pesona estetika, menarik perhatian masyarakat luas untuk mengenal dan mengapresiasi warisan budaya Indonesia.(Irm)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *