
Ternate – Tuntutan soal harga komoditi kopra terus di lakukan oleh Masyarakat Maluku Utara, khususnya di Kota Ternate. Kali ini, sejumlah elemen gerakan yang tergabung dalam Cipayung yakni, PMII, HMI, IMM, GMKI, GMNI, KAMMI, Maluku Utara menggelar demonstrasi. Ditambah dengan BEM UNKHAIR, PB HIPPMAMORO dan LEMHI, juga turut menggelar demonstrasi bersama elemen Cipayung. Para demonstrasi itu, menduduki kediaman Gubernur Maluku Utara (Malut), di jalan Telkom, kelurahan Kalumpang, Kecamatan Ternate Tengah, Kota Ternate, Kamis (29/11/2018).
Masa aksi yang tergabung dalam elemen Cipayung Plus menuntut kepada Pemerintah Provinsi Maluku Utara agar secepatnya mengambil langkah yang berkaitan dengan penurunan harga kopra tersebut.
Dalam gerakan tersebut masa aksi berharap kepada pemerintah kiranya dapat memberikan jawaban yang pasti terkait dengan harga diri masyarakat Maluku Utara, dalam hal ini kopra sebagai kebutuhan utama bagi masyarakat
Maluku Utara.
Dalam pantauan media ini, masa aksi terus menyuarakan sesuai dengan tuntutan yang mereka kaji mengenai dengan harga komoditi, salah satunya adalah naikan harga kopra harus Rp. 8.000. “Jika Pemprov tidak merealisasikan tuntutan tersebut, maka para demonstrasi akan melakukan konsolidasi masa aksi yang lebih besar, “ungka Kodinator Lapangan.
Namun, tak lama kemudian aksi berlangsung, Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba, Lz langsung hadir ditengah-tengah masa aksi dan menyampaikan sebagaimana tuntutan dari pada masa aksi tersebut. “Sudah beberapa hari saya berjalan keluar daerah bukan atas kepentingan saya sendiri. Akan tetapi, ini kepentingan kita semua demi menyelesaikan masalah yang ada di Maluku Utara, baik itu masalah kopra maupun masalah yang ada di Pulau Morotai, “paparnya.
Lanjutnya, bahwa masalah kopra dirinya juga rasa, apa yang masyarakat Maluku Utara rasakan itu juga bagian dari pada tanggung jawab dirinya. Olehnya itu, dirinya hanya berharap kiranya kita semua harus bersabar dalam menghadapi ini. Dan kami selaku Pemerintah dan DPRD juga tidak akan diam untuk secepatnya menyelesaikan persoalan harga kopra ini. Karena kopra adalah bagian dari harga dirinya masyarakat Maluku Utara. “Kami berharap kepada seluruh masa aksi, agar dapat menjaga ketertiban dalam melakukan gerakan ini, agar tak dapat mengganggu kenyamanan masyarakat yang ada di sekitar sini, “tutupnya. (atir)






