Jawa TimurPeristiwa

Warga Kota Mojokerto Masih Keluhkan Banjir

×

Warga Kota Mojokerto Masih Keluhkan Banjir

Sebarkan artikel ini
Reses, Anggota DPRD, Kota Mojokerto, Mojokerto
reses yang dilaksanakan Anggota DPRD Kota Mojokerto Sugiyanto di jalan Kawi X RT 04 RW 06 Perteng, Wates, kecamatan Magersari, Sabtu (17/12/2022) malam.

reses yang dilaksanakan Anggota DPRD Kota Mojokerto Sugiyanto di jalan Kawi X RT 04 RW 06 Perteng, Wates, kecamatan Magersari, Sabtu (17/12/2022) malam.

LenteraInspiratif.id | Mojokerto – Warga Kota Mojokerto masih mengeluhkan banjir. Gencarnya perbaikan saluran air yang dilakukan Pemkot nampaknya tak cukup mencegah air berhenti menggenangi rumah warga, terlebih saat hujan deras.

Keluhan terkait banjir ini disampaikan warga saat hadir pada reses yang dilaksanakan Anggota DPRD Kota Mojokerto Sugiyanto di jalan Kawi X RT 04 RW 06 Perteng, Wates, kecamatan Magersari, Sabtu (17/12/2022) malam. Reses juga dihadiri anggota DPRD Provinsi Jatim dari Partai Gerindra H Hidayat.

 

Seperti yang dipaparkan Umar, kediamannya yang berada di perumahan Dieng kerap banjir saat hujan deras. Padahal, hampir setiap tahun selokan dari kanal digali untuk memperlancar irigasi air.
“Ini karena memang kelihatannya lebih rendah akhirnya air tidak bisa mengalir ke sungai,” ujarnya.

 

Senada juga disampaikan Marzuki, warga Kawi. Menurutnya, masalah banjir terjadi sebagai akibat dari pembangunan yang begitu gencar. Pohon-pohon yang berfungsi sebagai resapan air banyak ditebangi, sehingga resapan air berkurang.

“Kalau hujan itu babanjir kadang-kadang air masuk ke dalam rumah,” keluhnya.

Untuk itu, ASN yang bertugas di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto ini mengusulkan solusi untuk mengatasi banjir dengan membuat biopori.

 

“Salah satunya untuk mengatasi banjir yaitu dengan pembuatan biopori di setiap RW atau lingkungan. Biopori ini merupakan sumber resapan yang tujuannya untuk menampung resapan air,” katanya.

 

Warga lainnya juga mengungkapkan jika sebelumnya air bisa masuk ke saluran namun saat berbalik air tidak bisa masuk. “Saya anggak semangat ke mana-mana. Kalau hujan sedikit saja airnya itu tidak masuk ke sungai tapi lewat Jalan raya,” ungkapnya.

 

Menanggapi keluhan warga tersebut, anggota DPRD Kota Mojokerto Sugiyanto mengatakan, dirinya akan menindaklanjutinya dengan RT.

“Karena kalau enggak melalui perangkat RT RW itu susah karena waktu PU survei, siapa yang ditemui gitu, nanti enggak tanggung jawab lagi,” katanya.

 

Menurutnya, persoalan banjir bukan pada pembenahan salurannya di wilayah kota tapi outflow-nya.

“Jadi, saluran di jalan Empunala sampai di kantor kecamatan Magersari itu besar. Tetapi ketika masuk di bawah jalan Raya Bypass, salurannya kecil. Bypass itu wilayahnya provinsi, izinnya provinsi. Ini mumpung ada pak Hidayat, mungkin bisa dibantu,” ungkapnya.

 

Penanganan banjir, lanjut bendahara DPC Partai Gerindra Kota Mojokerto ini, memang tidak bisa hanya salurannya dibenahi. Sebab, kalau kapasitasnya tidak nampung juga percuma. “Solusinya, dengan pompa air. Jadi, kita sudah mengusulkan ke PUPR agar penanganan banjir itu selain melalui flow gravitasi, juga dengan pompa,” jelasnya.

 

Dijelaskan, pompa air hanya di Kuti yang dipasang oleh provinsi. “Kalau cuma satu, kota Mojokerto besar. Lagi pula airnya belum tentu ngumpul ke sana semua. Alhamdulillah sekarang pompa yang di Gajah Mada sudah dibenerin, tahun 2023 ini dianggarkan 600 juta untuk pemasangan pompa baru lagi, mudah-mudahan banjirnya tidak lama-lama,” ujarnya.

 

Penanganannya selain melalui saluran perbaikan saluran, biopori sebagai sumur resapan. “Nanti saya komunikasikan dengan PU teknisnya bagaimana. Kalau biopori mungkin di wilayah-wilayah perkotaan sebenarnya cocok Pak karena yang saya tahu di PU itu hanya perbaikan u-geter,” pungkasnya. (Roe)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *