Jawa TimurPeristiwa

Terungkap! Harga Open BO di Malang mulai 500 ribuan

×

Terungkap! Harga Open BO di Malang mulai 500 ribuan

Sebarkan artikel ini
Open BO, Perempuan open bo, malang
Wanita open BO yang diamankan

Open BO, Perempuan open bo, malang
Wanita open BO di Malang yang diamankan

Lenterainspiratif.id | Malang – Canggihnya teknologi digital rupanya dimanfaatkan oleh sebagian perempuan muda di Kota Malang untuk melakukan praktik prostitusi online alias open BO.

Mereka menjajakan dirinya ke pria hidung belang dengan tarif yang beragam mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta sekali kencan.

“Mereka beroperasi dengan HP, mulai reservasi hotel, menawarkan diri dan bertransaksi lewat aplikasi yang biasanya itu (MiChat). Jadi cukup sulit melacak keberadaan mereka,” ujar Kepala Bidang Ketertiban dan Ketentraman Satpol PP Kota Malang, Rahmat Hidayat, Jumat (10/6/2022).

“Seperti pepatah, banyak jalan menuju Roma. Kita dapatkan cara dan akhirnya berhasil mengungkap di mana tempat mereka bertransaksi,” sambungnya.

Dalam misi mengungkap prostitusi terselubung ini, pihaknya harus melakukan pengintaian terlebih dahulu, baik dari aplikasi sampai melacak keberadaan hotel atau penginapan yang digunakan.

Ternyata benar, saat digerebek, dalam kamar para wanita itu ditemukan kondom siap dan bekas pakai di tempat sampah. Petugas juga memeriksa isi percakapan di handphone mereka.

“Dan ketika dibawa ke kantor untuk pemeriksaan, mereka mengakui open BO. Sehari bisa sampai lima kali melayani pelanggan, dengan tarif mulai Rp 500 ribu nett sampai Rp 1,5 juta,” ungkap Rahmat yang juga menyandang penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) ini.

Usai dilakukan penggerebekan, para wanita muda ini selanjutnya diberikan sanksi oleh petugas. Tak hanya itu saksi juga diberikan kepada pemilik hotel atau penginapan.

“Sebagai efek jera selain sanksi tipiring. Untuk pengelola hotel diberikan teguran sampai pencabutan izin, jika terbukti abai atau membiarkan,” tegasnya.

Rahmat menambahkan, para wanita muda nekat menjajakan layanan open BO memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

“Mulai dari keluarga broken home sampai pengaruh lingkungan. Dengan teknologi sekarang ini, hanya dengan HP bisa mengakses semua. Itu yang dimanfaatkan sama mereka,” imbuh Rahmat.

Sementara, uang yang dihasilkan dari menjajakan diri banyak digunakan untuk kebutuhan gaya hidup para wanita muda itu.

“Sehari bisa empat sampai lima kali mereka melayani pelanggan, hasilnya banyak dihabiskan untuk gaya hidup,” pungkas Rahmat. (Suf)