Daerah

Terungkap Fakta Baru Kasus Guru SD Yang Dibunuh Muridnya Sendiri

Pembunuhan
Foto : tempat penemuan guru yang dibunuh muridnya
Pembunuhan
Foto : tempat penemuan guru yang dibunuh muridnya

Lenterainspiratif.com | Palembang – Fakta baru kasus pembunuhan guru SD berinisial E (49) di Banyuasin, Sumatera Selatan, kini mulai terungkap.

Kasus pembunuhan E sendiri terungkap ketika warga mencium bau yang kurang sedap dari dalam rumah E pada Kamis (9/10). Kecurigaan warga semakin bertambah ketika melihat rumah E yang terkunci dari luar namun kuncinya tergantung di luar pintu.

Warga pun masuk ke dalam rumah dan menemukan mayat E dengan posisi tertelungkup dan tangan terikat di dalam sebuah ember besar, tanpa mengenakan busana.

“Kunci rumahnya ada depan pintu, namun posisi terkunci. Setelah dibuka mereka ya cari-cari korban keliling rumah,” kata Kasat Reskrim Polres Banyuasin, AKP Ginanjar, dalam Detikcom.

Polisi yang mendapat laporan kemudian datang ke lokasi. Setelah melakukan olah TKP, tim Jatanras Polda Sumsel, Sat Reskrim Polres Banyuasin dan Polsek Muara Telang memulai penyelidikan dan menangkap AR (17) yang diduga sebagai pelaku, sebagaimana dilansir dari Detikcom.

AR, yang merupakan mantan murid E, disebut mengakui perbuatannya. Polisi juga telah menggelar rekonstruksi yang memperagakan 32 adegan. Dari rekontruksi tersebut polisi mengungkap fakta baru, yakni:

1. Tersangka Pakai Sabu Sebelum Perkosa-Bunuh Guru

AR diketahui mengkonsumsi sabu selama 2 jam sebelum ia mulai melakukan aksi sadisnya. Warga sekitar juga menyebut bahwa AR memang seorang pecandu narkoba.

“2 jam sebelum melakukan pelaku sempat konsumsi sabu-sabu,” kata Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Ginanjar saat dimintai konfirmasi, Kamis (16/7/2020).

“Kami verifikasi di lapangan dan didapat akte kelahiran belum dewasa atau kurang satu bulan. Ini setelah tim PPA dipimpin AKP Rian turun ke lokasi bersama Reskrim Polres Banyuasin,” kata Kasubdit PPA Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan, Kompol Suryadi.

2. Menginjak Kepala korban untuk memastikan korban sudah meninggal atau belum

Dalam rekonstruksi AR juga memperagakan adegan dimana dia menginjak kepala mantan gurunya sebelum memasukkan ke dalam ember, hal itu ia lakukan untuk memastikan apakah E sudah benar-benar tewas atau belum.

“Korban juga diinjak kepalanya untuk memastikan sudah meninggal atau belum, setelah itu barulah dimasukkan dalam ember,” kata Ginanjar.

Mayat tersebut dimasukkan AR ke ember sebagai upaya agar aksinya tak diketahui orang lain. AR juga disebut menutup ember dengan kain agar mayat tidak bau.

Kasus pembunuhan E sendiri terungkap ketika warga menciu bau yang kurang sedap dari dalam rumah E pada Kamis (9/10). Kecurigaan warga semakin bertambah ketika melihat rumah E yang terkunci dari luar namun kuncinya tergantung di luar pintu.

Warga pun masuk ke dalam rumah dan menemukan mayat E dengan posisi tertelungkup dan tangan terikat di dalam sebuah ember besar, tanpa mengenakan busana.

“Kunci rumahnya ada depan pintu, namun posisi terkunci. Setelah dibuka mereka ya cari-cari korban keliling rumah,” kata Kasat Reskrim Polres Banyuasin, AKP Ginanjar, dalam Detikcom.

Polisi yang mendapat laporan kemudian datang ke lokasi. Setelah melakukan olah TKP, tim Jatanras Polda Sumsel, Sat Reskrim Polres Banyuasin dan Polsek Muara Telang memulai penyelidikan dan menangkap AR (17) yang diduga sebagai pelaku, sebagaimana dilansir dari Detikcom.

AR, yang merupakan mantan murid E, disebut mengakui perbuatannya. Polisi juga telah menggelar rekonstruksi yang memperagakan 32 adegan. Dari rekontruksi tersebut polisi mengungkap fakta baru, yakni:

1. Tersangka Pakai Sabu Sebelum Perkosa-Bunuh Guru

AR diketahui mengkonsumsi sabu selama 2 jam sebelum ia mulai melakukan aksi sadisnya. Warga sekitar juga menyebut bahwa AR memang seorang pecandu narkoba.

“2 jam sebelum melakukan pelaku sempat konsumsi sabu-sabu,” kata Kasat Reskrim Polres Banyuasin AKP Ginanjar saat dimintai konfirmasi, Kamis (16/7/2020).

“Kami verifikasi di lapangan dan didapat akte kelahiran belum dewasa atau kurang satu bulan. Ini setelah tim PPA dipimpin AKP Rian turun ke lokasi bersama Reskrim Polres Banyuasin,” kata Kasubdit PPA Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan, Kompol Suryadi.

2. Menginjak Kepala korban untuk memastikan korban sudah meninggal atau belum

Dalam rekonstruksi AR juga memperagakan adegan dimana dia menginjak kepala mantan gurunya sebelum memasukkan ke dalam ember, hal itu ia lakukan untuk memastikan apakah E sudah benar-benar tewas atau belum.

“Korban juga diinjak kepalanya untuk memastikan sudah meninggal atau belum, setelah itu barulah dimasukkan dalam ember,” kata Ginanjar.

Mayat tersebut dimasukkan AR ke ember sebagai upaya agar aksinya tak diketahui orang lain. AR juga disebut menutup ember dengan kain agar mayat tidak bau. (tim)

Exit mobile version