Lenterainspiratif.id | Ternate – Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Kota Ternate bekerja sama dengan Kelurahan Maliaro, Kota Ternate Tengah, Maluku Utara (Malut), memperingati Hari Jadi Ternate (Hajat) Ke-773 tahun dengan gelar satu kegiatan ‘Doniru Gam (Bermain Kampung)’, sebagai satu event kearifan lokal Kota Ternate, Minggu (17/12/2023).
Kepala Bappelitbangda Kota Ternate Dr. M. Rizal Marsaoly, saat di konfirmasi awak media di tengah-tengah kegiatan, menyampaikan hari ini adalah hari yang luar biasa dimana Pemerintah Kota melalui BAPPELITBANGDA mengemas satu event di bawah kearifin lokal dengan tagline, Doniru Gam.
Menurutnya, ini adalah satu semangat di Hari Jadi Ternate (Hajat) yang ke 773 tahun, selama ini harus perlu di lestarikan.
“Kenapa harus kita lestarikan, karena di era generasi anak-anak sekarang ini sibuk dengan bermain game dan lain-lain. Event ini merupakan instrumen cara kita untuk mengedukasi terhadap mereka, salah satunya adalah perbanyak melakukan event-event kearifan lokal,” ucapnya.
Sehingga kata Rizal, di samping menjaga nilai-nilai kearifan lokal anak-anak, kegiatan ini juga untuk mendidik mereka agar jangan terlalu bersentuhan dengan Handphon.
“Kalau untuk hal-hal positif boleh-boleh saja, tetapi sebenarnya banyak permainan di Maluku Utara khususnya permainan Kota Ternate Dulu-Duku punya nilai edukasi juga,” jelasnya.
“Nah, hari ini kami hadir di kelurahan Maliaro, Kota Ternate Tengah, dan tahun depan insya allah di Hajat 774 Tahun bisa kita hadir di semua Kelurahan. Dan ini sebenarnya kemasan dari teman-teman BAPPELITBANGDA saja punya efektifitas untuk merangkul ini,” ujarnya.
Kata Rizal, kegiatan pun di hadiri langsung oleh Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kota Ternate, Ny. Marliza M Tauhid, untuk bersama-sama terlibat langsung di acara ini.
Dalam kegiatan ini pun menjadi target kita adalah dengan hadirnya edukasi di sini, dan edukasi ini penting, karena ada beberapa permainan seperti Tarian Merdeka Pusa, Lompat, Main Sem serta beberapa permainan lagi, hal ini kita tetap menjaga nilai-nilai kearifan lokal untuk tetap di lestarikan.
“Saya berharap insya allah di tahun depan ini menjadi satu kalender iklim yang bisa di gelar di setiap tahun untuk beberapa kelurahan yang lain, saya juga berterima kasih kepada ibu Lurah Maliaro, Imam Maliaro, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat serta para ketua-ketua 17 RT/RW, yang turut melibatkan diri,” harap Kaban. (TT).
