BudayaDaerahJawa Timur

Sejarah PSHT Tahun 1922 Di Madiun

×

Sejarah PSHT Tahun 1922 Di Madiun

Sebarkan artikel ini
Sejarah PSHT Tahun 1922 Di Madiun
PSHT

Sejarah PSHT Tahun 1922 Di Madiun
PSHT – sumber id.wikipedia.org

lenterainspiratif.id | Madiun – Persaudaraan setia hati terate ( PSHT ) didirikan Pada tahun 1922 oleh salah satu murid dari Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo bernama Ki Hadjar Hardjo Oetomo dari Pilangbango Madiun. saat itu beliau meminta izin kepada eyang suro ( Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo ) untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati bernama SH PSC (Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club”).

Saat itu di mana ilmu pencak silat setia hati hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan seperti bupati, wedana atau masyarkat bangsawan yang memiliki gelar raden, sehingga Ki Hardjo Oetomo berniat agar ilmu pencak silat ini bisa dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan. Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo setuju atas ide ini asalkan pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda. Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati “Pemuda Sport Club”).

Sayangnya niat baik tersebut membuat beberapa pihak mengganggap pembukaan SH PSC sebagai sebuah pengkhianatan sehingga SH PSC dianggap “SH murtad”. Selain itu, adanya tempat latihan ini dianggap oleh Pemerintah Kolonial Belanda sebagai sarana untuk melawan pemerintah kolonial sehingga Ki Hardjo Oetomo ditangkap dan menjalani hukuman pembuangan Belanda di Jember, Cipinang, dan Padangpanjang. Sistem yang dianut SH PSC ini adalah sistem paguron (perguruan) di mana guru ditempatkan pada tingkat tertinggi sebagai patron perguruan. Sistem pendidikan inilah yang menjadi cikal bakal Persaudaraan Setia Hati Terate

Pada tahun 1942, salah seorang murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang bernama Soeratno Sorengpati mengganti nama SH PSC menjadi Setia Hati Terate. Perubahan ini lalu disepakati saat kongres pertama yang diadakan di rumah Ki Hadjar Hardjo Oetomo di Madiun pada tahun 1948. PSHT lalu mengubah diri dari sistem yang berbentuk perguruan menjadi sistem berbentuk persaudaraan untuk mendukung konsep demokratisasi organisasi, namun konsepsi dan tradisi sistem perguruan masih tetap dilanjutkan.

PSHT semakin berkembang, setelah Mas Irsjad (salah satu murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo) menjadi ketua dan memperkenalkan 90 senam dasar, jurus 1–4, jurus belati, dan jurus toya. Jurus-jurus perguruan juga diperbarui oleh Mas Imam Koesoepangat untuk membedakan diri dari jurus-jurus Djojo Gendilo Tjipto Muljo milik SH Winongo atau sekarang di kenal dengan Setia Hati Panti. ( sumber id.wikipedia.org )