BudayaDaerahJawa TimurWisata

Runtuhan Struktur Bangunan Kuno Di Kemlagi Diduga Ada Keterkaitan Dengan Kerajaan Majapahit 

×

Runtuhan Struktur Bangunan Kuno Di Kemlagi Diduga Ada Keterkaitan Dengan Kerajaan Majapahit 

Sebarkan artikel ini
Runtuhan Struktur Bangunan Kuno Di Kemlagi Diduga Ada Keterkaitan Dengan Kerajaan Majapahit 
Runtuhan Struktur Bangunan Kuno Di Kemlagi Diduga Ada Keterkaitan Dengan Kerajaan Majapahit 

Runtuhan Struktur Bangunan Kuno Di Kemlagi Diduga Ada Keterkaitan Dengan Kerajaan Majapahit 
Runtuhan Struktur Bangunan Kuno Di Kemlagi Diduga Ada Keterkaitan Dengan Kerajaan Majapahit ( M Ainul Yaqin / lenterainspiratif.id ) 

lenterainspiratif.id | Mojokerto – Temuan struktur bangunan kuno di Dusun Gapuro Desa Mojojajar Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto ditindaklanjuti Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan dengan melakukan ekskavasi (penggalian) selama tujuh hari.

Dari proses itu, identifikasi atau dugaan awal struktur itu adalah sisa candi.
Kasub Unit Penyelamatan dan Pengamanan BPCB Trowulan, Ahmad Hariri menjelaskan, proses ekskavasi penyelamatan ini menjadi prioritas, karena selain belum pernah ditemukan struktur kuno di Kemlagi, situs itu punya keterkaitan dengan sejarah Kerajaan Majapahit.

“Jika melihat bahan struktur yakni bata merah berukuran besar, maka struktur ini diduga dari sejarah awal Kerajaan Majapahit,”.

Dijelaskan, struktur kuno yang dinamai situs Gapuro ini diduga sebagai sisa candi, karena melihat profil bangunan yang berbentuk lurus. Dia belum bisa memastikan sisa candi seperti apa karena proses ekskavasi baru berjalan. Masih banyak struktur kuno yang belum digali di area ekskavasi seluas 16 m x 16 m itu.

“Kami baru menggali satu struktur yang diduga sisa candi. Kalau proses ini tuntas, maka bisa dipastikan jenis struktur kuno itu,” urainya.

Dia juga menjelaskan, dari proses ekskavasi ini, ada dua struktur kuno yang berbeda ukuran bata merahnya.
Namun dia belum bisa memastikan, apakah kedua struktur itu bersambung atau memang terpisah.Dia juga belum bisa menentukan apakah kedua struktur kuno itu diidentifikasi sebagai gapura.

“Jika melihat literatur sejarah, gapura adalah pintu masuk ke suatu kampung atau daerah. Dengan begitu, maka struktur gapura selalu berpasangan. Ini akan kami buktikan dalam proses ekskavasi ini,” paparnya.

Terkait proses ekskavasi ini, BPCB Trowulan memang hanya menjadwalkan tujuh hari saja.Itu tak lepas dari keterbatasan dana yang dianggarkan untuk penggalian situs Gapuro ini.Meski hanya tujuh hari, BPCB memastikan proses ini akan berlanjut pada tahun depan.

“Ekskavasi kali ini adalah tahap pertama. Nantinya tahun depan bakal ada kelanjutan proses ekskavasi ini,” terangnya.

Dalam proses ini, selain ada tim penyelamatan situs Gapuro, beberapa warga dusun itu juga ikut membantu menggali tanah secara sukarela. Mereka mau membantu karena selama ini di daerahnya belum pernah ditemui struktur kuno.

Tak hanya itu, dengan tuntasnya ekskavasi ini, maka struktur kuno ini bisa jadi tempat wisata dan membuat dusun itu jadi terkenal.”Yang pasti akan membantu menaikkan taraf hidup warga dusun ini,” pungkas Muchsin, seorang warga Dusun Gapuro itu. ( M Ainul Yaqin)