DaerahJawa Timur

Ribuan Personil Disiagakan Untuk Amankan Puncak Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya

×

Ribuan Personil Disiagakan Untuk Amankan Puncak Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya

Sebarkan artikel ini
Ribuan Personil Disiagakan Untuk Amankan Puncak Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya
Foto : personil gabungam yang akan disiagakan

Ribuan Personil Disiagakan Untuk Amankan Puncak Demo Tolak Omnibus Law di Surabaya
Foto : personil gabungam yang akan disiagakan

Lenterainspiratif.com | Surabaya – Ribuan personil gabungan disiapkan untuk amankan puncak demo tolak Omnibus Law besar-besaran yang akan digelar di Surabaya.

Sebanyak 4.360 personil gabungan yang terdiri dari Kepolisian Polrestabes Surabaya Polda Jatim, TNI AD, Marinir dan Linmas Kota Surabaya, tim gabungan itu akan disiagakan di sejumlah titik penting.

“Ada 4.360 personel gabungan ada dari kepolisian Polrestabes Surabaya, Polda Jatim, kemudian TNI AD, marinir dan Linmas Kota Surabaya juga,” kata Kabag Humas Polrestabes Surabaya AKP M Akhyar, Kamis (8/10/2020).

Menurut Akhyar, mereka telah disiagakan sejak pukul 07.30 WIB di sejumlah titik-titik penting. Antara lain di Bundaran Waru, Gedung Negara Grahadi, DPRD Jatim dan kantor Gubernuran.

“Sejak pukul 07.30 WIB sudah siaga dan apel di sejumlah titik seperti di Bundaran Waru, DPRD Jatim, Grahadi dan kantor Gubernur di Jalan Pahlawan,” terang Akhyar.

Hari ini, Kamis (8/10/2020) adalah hari dimana puncak demo penolakan Omnibus Law di semua daerah di Jawa timur, si Surabaya sendiri diperkirakan 30 ribu massa akan turun ke jalan, yang terdiri dari buruh, masyarakat, dan mahasiswa.

“Kurang lebih estimasinya lebih dari 30 ribu massa, karena banyak sekali elemen yang ikut,” kata Wakil Ketua Dewan Pengurus Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (DPW FSPMI) Jatim, Nuruddin Hidayat  Rabu (7/10/2020).

Ia menuturkan, para peserta demo bukan hanya buruh saja tapi juga berbagai element.

“Yang jelas dari serikat buruh. Ada KSPI, KSPSI, FSPMI, ASDI, KSM, KPBI, banyak banget saya nggak bisa sebutin satu-satu. Kemudian dari mahasiswa, aktivis lingkungan, aktivis HAM,” imbuhnya.  (fi)