NasionalPolitik

Profil Rocky Gerung, Sosok Kontroversi yang Dituding Hina Presiden Jokowi

Rocky Gerung, Profil, Hina jokowi
Rocky Gerung

Lenterainspiratif.id | Nasional – Nama Rocky Gerung kerap muncul di publik karena statment-statment kontroversial yang ia lontarkan. Sebagai akademisi sekaligus pengamat politik ia tak segan menjadi sosok paling oposisi di ere pemerintahan Jokowi.

Belakangan ini nama Rocky Gerung kembali mencuat ke publik setelah potongan video dirinya yang diduga melakukan penghinaan kepada Presiden Jokowi.

Rocky Gerung dilaporkan relawan Jokowi karena menyebut Jokowi ‘Bajingan Tolol’. Lantas siapakah sebenarnya sosok Rocky yang kerap membuat gaduh publik?

Rocky Gurung dikenal sebagai seorang pengamat politik, peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi, dan dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Rocky lahir di Manado, 20 Januari 1959. Ia meraih gelar sarjana dari Universitas Indonesia saat usianya 27 tahun. Pada tahun 2007, Rocky mendirikan lembaga SETARA Institute yang fokus pada isu kesetaraan, HAM, dan keberagaman.

Pria berkaca mata ini berprofesi sebagai tenaga pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia sangat familiar dengan dunia pemikiran.

Sebagai orang yang dekat dengan dunia filsafat, seringkali Rocky mengeluarkan pendapat menggunakan bahasa-bahasa filsafat di mana sering menimbulkan pro dan kontra. Ia juga sering menulis pandangannya di media.

Sosoknya makin populer setelah sering tampil sebagai narasumber di Indonesia Lawyers Club yang tayang di tvOne. Beragam tema yang diusung ILC dengan host Karni Ilyas di program ini Rocky Gerung berhasil menjawabnya dengan penuh filosofi.

Saking menguasainya beragam persoalan yang dibahas di ILC, ia sering dipanggil dengan sebutan profesor. Namun, ia menolaknya. Rocky bilang, ia bisa jadi profesor, tapi tak perlu. Begitu jawabnya.

Tak hanya itu, Rocky Gerung juga mampu menjawab dan berinteraksi di media sosial Twitter. Cuitannya selalu bernas dan kadang mengocak perut warganet. Beragam komentar pun bemunculan, baik yang pro maupun kontra. Ia tetap menikmatinya.

PENDIDIKAN

– S1, Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, (1986)

KARIER

– Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D)
– Dosen Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
– Pendiri SETARA Institute (2007)
– Narasumber di ILC, tvOne (2018). (Met)

Exit mobile version