lenterainspiratif.id | Kota Mojokerto – Sebagai wujud program nasional dalam menurunkan angka stunting di Indonesia Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di Kota Mojokerto menjadi 5 persen pada akhir masa jabatannya pada 2023 mendatang.
Saat ini persentase stunting di Kota Mojokerto sebesar 9,04 persen. Angka tersebut jauh lebih kecil jika dibanding prevalensi nasional, yakni 27,67 persen. Walikota perempuan pertama ini optimis, dengan persentase tersebut, untuk mencapai 5 persen dalam kurun waktu 2 tahun bukan hal yang mustahil. Namun, pihaknya menyadari untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan kerja sama berbagai pihak.
Untuk itu, Pemkot Mojokerto melalui Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Bencana (Dinkes P2KB) menggelar Obat Baper (Obrolan Jumat Bersama Wali Kota, Penyuluh KB, dan Kader), Jumat sore (3/12/2021).
Agenda yang berlangsung di Sabha Mandala Madya Pemkot Mojokerto tersebut, selain Wali Kota dan Plt. Kepala Dinkes P2KB, juga menghadirkan Kepala Bappedalitbang, Kepala Dispenduk Pencapil, serta Kepala Perwakilan Kementrian Agama Kota Mojokerto. Dengan peserta antara lain terdiri dari Ketua Tim Penggerak PKK, camat, kasi kesra, modin, Kepala bimbingan masyarakat kantor kemenag se-Kota Mojokerto, serta Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Kehadiran beragam pihak dalam forum tersebut dimaksudkan untuk bisa saling berdiskusi, memecahkan masalah dari hulu hingga hilir. Sehingga kolaborasi semakin menguat dan tujuan utama dapat benar-benar tercapai.
Selain itu, dalam forum tersebut juga terungkap perihal penyebab utama kasus stunting di Kota Mojokerto. Bukan perihal ekonomi, melainkan kurangnya pengetahuan terkait kebutuhan gizi anak.
“Saya juga mendapati, orang tua muda saat ini tidak memiliki awareness yang tinggi untuk mengasuh anak-anaknya. Jadi pola asuh yang diberikan tidak baik”, tambah Ning Ita.
Ia sangat menyesalkan sikap yang demikian di tengah upaya serius pemerintah dalam penanganan gizi buruk. Diantranya seperti melalui program Kelompok Wanita Tani (KWT), motivator kesehatan di tiap kelurahan, dan kelompok usaha ketahanan pangan.
Sehingga pihaknya sangat berharap para pihak yang hadir dalam forum tersebut dapat lebih menggencarkan edukasi pada kalangan muda. Mengingat betapa pentingnya masa depan bangsa di tangan generasi pemuda.
“Goal sesungguhnya adalah menyiapkan generasi unggul untuk Indonesia ke depan. Sehingga Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju dan bersaing di kancah global”, pungkas Ning Ita. (Roe/ Adv)