Mojokerto, LenteraInspiratif.id – Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Mojokerto, melalui Bidang 3, menyelenggarakan dialog lintas agama bertema “Moderasi Beragama sebagai Kunci Harmoni dan Kesejahteraan Bangsa Indonesia”. Acara yang digelar di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Segaran, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, ini menghadirkan tokoh lintas agama untuk membahas pentingnya modernisasi dalam beragama guna memperkuat kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.
Pendeta Krisna Yoga Pradigdya dari GKJW Dlanggu menegaskan bahwa solidaritas adalah elemen penting dalam kehidupan beragama. “Solidaritas adalah wadah yang diciptakan oleh manusia itu sendiri untuk sesuatu yang diimani. Tanpa solidaritas, keberagaman tidak akan pernah menjadi kekuatan,” ujar Krisna. Menurutnya, modernisasi beragama harus menitikberatkan pada penguatan esensi spiritual tanpa mengabaikan kemajuan zaman.
M. Kholilullah, Koordinator Gusdurian Kabupaten Mojokerto, mengungkapkan bahwa nilai-nilai universal dalam agama harus menjadi fondasi dalam mewujudkan harmoni. “Agama bukan sekadar simbol atau identitas, melainkan sarana untuk saling memahami dan menghormati. Inilah yang harus menjadi fokus dalam modernisasi beragama,” jelasnya.
Dari sudut pandang Hindu, Sat Cit Ananda, perwakilan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Mojokerto, menekankan pentingnya kebijaksanaan dalam menyikapi modernisasi. “Kita perlu menjaga esensi ajaran agama, yaitu cinta kasih dan kebijaksanaan. Modernisasi beragama adalah cara untuk tetap relevan tanpa meninggalkan tradisi,” ujarnya.
Perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Mojokerto, Muttaqin, memberikan apresiasi atas upaya PC PMII Mojokerto dalam memfasilitasi dialog ini. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mempererat hubungan antarumat beragama di tengah kemajemukan masyarakat kita. Modernisasi beragama harus dilihat sebagai cara untuk menjadikan agama lebih relevan dalam kehidupan modern,” katanya.
Acara yang dipelopori oleh Bidang 3 PC PMII Mojokerto ini diakhiri dengan deklarasi bersama untuk menjaga persatuan dan kerukunan antarumat beragama. Para peserta sepakat bahwa modernisasi beragama bukanlah ancaman, melainkan peluang untuk mempererat solidaritas dan menciptakan kesejahteraan bangsa yang lebih inklusif. (Tys)