Gaya Hidup

Muncul Sensasi Geli-geli Enak Saat Mengorek Telinga, Ini Alasannya

×

Muncul Sensasi Geli-geli Enak Saat Mengorek Telinga, Ini Alasannya

Sebarkan artikel ini
Mengorek telinga, Sensasi geli
Gambar ilustrasi

Lenterainspiratif.id | Gaya Hidup – Banyak orang yang mungkin bertanya-tanya kenapa muncul sensasi geli-geli enak saat mengorek telinga. Dalam dunia medis menyebut sensasi ini sebagai eargasm.

“Jika saya tidak boleh memasukkan cotton bud ke dalam telinga saya, lalu mengapa evolusi meletakkan ‘tombol bahagia’ di [dalam] sana?” tanya seorang wanita dalam video TikTok yang telah ditonton sebanyak 7,5 juta kali, mengutip New York Post.

Dalam video tersebut, sang wanita tampak mengalami perasaan ‘orgasme’ setelah menyentuh bagian yang tersembunyi dalam telinganya dengan cotton bud.

Karan Raj, seorang dokter terkenal di TikTok asal Inggris memberikan penjelasan akan hal tersebut. Raj sendiri dikenal kerap membagikan fakta-fakta tak biasa dan menyanggah mitos-mitos soal kesehatan di media sosialnya.

“Jika ini [sensasi enak saat mengorek kuping dengan cotton bud] terjadi, maka Anda mengalami ‘eargasm’,” ujar Raj.

Raj menjelaskan bahwa cabang dari saraf vagus memanjang ke telinga. Saraf vagus merupakan bagian utama dari sistem saraf parasimpatis yang mengontrol fungsi-fungsi seperti pencernaan dan detak jantung serta terhubung ke orgasme vagina. Saraf ini membawa sinyal antara otak, jantung, dan sistem pencernaan.

Pergerakan memijat pada saraf vagus di telinga dapat menimbulkan efek menenangkan dan euforia yang mirip dengan orgasme.

Raj juga mencatat bahwa, “Sangat mungkin bahwa jaringan ereksi di telinga membengkak”.

Hal ini berarti bahwa ‘eargasm’ mungkin muncul sebagai respons terhadap pembengkakan di saluran telinga yang digambarkan oleh dokter sebagai ‘ereksi telinga’.

“Jika Anda ingin [melakukan yang] aneh-aneh dengan telinga Anda, silakan saja. Tapi hindari menggunakan cotton bud,” pesannya.

Sejak lama para ahli telah mengingatkan soal pentingnya menghindari penggunaan cotton bud di telinga. Cotton bud hanya akan mendorong kotoran masuk lebih ke dalam liang telinga.

Tak hanya sentuhan, getaran dari musik, nyanyian, senandung, berkumur, menguap, atau lantunan juga dapat memicu reaksi yang sama bagi sebagian orang.

Fenomena ini dapat menjelaskan mengapa telinga merupakan zona sensitif seksual bagi sebagian orang.

Selain itu, Raj juga mencatat bahwa saraf vagus di telinga juga bisa memicu gejala pilek bagi beberapa orang. Bagi beberapa orang, lanjut Raj, saraf tersebut memicu batuk otomatis.

Hal ini juga dapat bekerja secara terbalik, yaitu timbulnya iritasi tenggorokan yang menyebabkan sakit telinga. (Met)

Print Friendly, PDF & Email

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *