
Lenterainspiratif.id | Surabaya – Meskipun kasus COVID-19 di Surabaya terus meningkat, namun masih terkendali. Berdasarkan data Dinkes Surabaya, Positivity rate COVID-19 di Kota Surabaya di bawah 5 persen. Kemudian bed occupancy rate (BOR) RS di Kota Pahlawan 14 persen, atau hanya naik 1 persen dari sebelum Lebaran.
Kepala Dinkes Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 setelah lebaran terus meningkat dari yang sebelumnya 16 kasus per hari menjadi 20 hingga 21 kasus.
“Positivity rate, 5 persen ke bawah. Kalau kenaikan ada, tapi masih terkendali. Yang biasanya sehari itu 16 (kasus), sekarang bisa 20 sampai 21 kasus baru se-Surabaya,” kata Kepala Dinkes yang akrab disapa Fenny di Balai Kota Surabaya, Kamis (3/6/2021).
Fenny menyebut, kenaikan kasus COVID-19 terjadi sejak H+14 pascalebaran. Meski ada kenaikan, namun BOR di RS Surabaya masih terkendali.
“Sebelum Lebaran, BOR di RS sekitar 13 persen. Sedangkan pascalebaran sekitar 14 persen,” ujarnya.
Terus meningkatnya kasus COVID-19 ini setelah petugas puskesmas dan satgas di tingkat kelurahan telah melakukan tracing secara masif.
“Jadi begitu kita menemukan satu (kasus) melalui swab, langsung kita lakukan tracing. Karena semakin banyak kita temukan kontak erat, insyaallah semakin terkendali,” jelasnya.
Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus memasifkan kegiatan swab massal di 31 kecamatan. Sebab dalam penanganan pandemi Corona ada 3 upaya penting yakni testing, tracing dan treatment.
“Swab massal terus kita lakukan. Bahkan, Puskesmas sampai tidak libur, Hari Minggu sampai malam-malam, karena mereka harus mencari lansia (untuk dilakukan vaksin),” katanya.
Selain itu pihak pemkot juga melakukan upaya jemput bila dengan cara door to door untuk memasifkan vaksinasi bagi lansia.
“Bagi lansia yang tidak mau itu kita datangi, kita door to door. Kita keliling, kita rayu, awalnya memang menolak, tapi setelah kita beri pengertian, akhirnya banyak yang mau,” pungkasnya. ( fi )












