Daerah

Malaria Jadi Masalah Kesehatan Masyarakat di Ternate

×

Malaria Jadi Masalah Kesehatan Masyarakat di Ternate

Sebarkan artikel ini
foto : saat kegiatan

foto : saat kegiatan Lokakarya Penguatan Jejaring Fasilitas Kesehatan dan Surveilans Migrasi

Lenterainspiratif.com Ternate – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ternate, Gelar Lokakarya Penguatan Jejaring Fasilitas Kesehatan dan Surveilans Migrasi, Rabu (11/03/2020) di Grand Majang Hotel, Kelurahan Stadion, Kecamatan Ternate Tengah, Provinsi Maluku Utara. lokakarya dilakukan sebagai Persiapan Sertifikasi Eliminasi Malaria Di Kota Ternate.

Lokakarya di gelar selama dua hari, mulai dari tanggal 09-10 Maret 2020, dengan menghadirkan narasumber keterwakilan dari, Dinkes provinsi Malut, dan Dinkes Kota Ternate.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate Nurbaity Radjabessy, SH,MPH, sekaligus membuka kegiatan secara resmi.

Setidaknya 30 orang sebagai peserta, masing-masing dari, Tenaga Rekam Medik dan laboratorium rumah sakit kota ternate, kepala-kepala puskesmas, puskesmas bahari berkesan, puskesmas siko, puskesmas Kota, puskesmas Kalumata, KSOP, ASDP, Perikanan Nusantara, Kantor Perikanan, Dinas Perhubungan, UPBU Sultan Baabullah, dan 7 Staf Dinkes Kota ternate.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Ternate, Nurbaity Radjabessy, SH,MPH, menyampaikan bahwa, malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang masih mempengaruhi angka kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi balita, dan ibu hamil.

Menurutnya, Malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Pengendalian malaria dilakukan secara komprehensif dengan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian melalui Kejadian Luar Biasa (KLB).

Data di Kota Ternate kejadian Malaria sejak tahun 2015 mulai mengalami penurunan, yaitu ditemukan sebanyak 761 kasus (API : 3,7 per 1.000 penduduk) Tahun 2016 sebanyak 408 kasus (API : 1 per 1.000 penduduk).

Penurunan yang paling signifikan mulai terlihat pada tahun 2017 dengan jumlah kasus sebanyak 437 kasus (API : 0,8 per 1.000 penduduk) tahun 2018 70 kasus (API : 0,3 per 1.000 penduduk) dan di tahun 2019 periode sebanyak 32 Kasus (API : 0,1 per 1.000 penduduk).

“Penurunan signifikan angka kejadian Malaria selama 3 tahun terakhir ini menjadi acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi untuk mengusulkan Kota Ternate dalam Program Eliminasi Malaria di tahun 2020, dimana pada tanggal 9 Oktober sampai dengan 12 Oktober tahun 2019 telah dilakukan kegiatan pra assessment dengan melakukan kunjungan ke Puskesmas Perawatan Sulamadaha, Puskesmas Perawatan Siko, RSUD Chasan Boesoerie, RS Dharma Ibu dan Instalasi Farmasi Kota Ternate,” sebutnya Kadis.

Lanjut Kadis, ada 3 hal yang menjadi acuan dalam penilaian Eliminasi Malaria yakni 1.) Indikator utama ialah Tidak adanya Penularan Setempat (Indiginous) selama 3 tahun berturut-turut pada suatu wilayah 2.) API dibawah 1 per 1.000 penduduk 3.) Slide Positif Rate (SPR) <5 %.

“Alhamdulillah Untuk Kota Ternate sendiri Kasus Positif yang ditemukan sejak tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 ini telah ter-klasifikasi kasus Import sesuai dengan Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi metode 1.2.5 yang telah dilaksanakan secara menyeluruh oleh teman-teman di puskesmas,” ujarnya.

Sementara itu, Kerjasama Lintas Sektor dalam Upaya pelacakan kasus Malaria masih rutin dilaksanakan, diantaranya adalah kegiatan bersama Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Ternate yakni survey migrasi Di pintu-pintu masuk Kota Ternate, mengingat Mobilitas penduduk di Kota Ternate sangat tinggi sehingga kegiatan pelacakan kasus malaria diperketat sebagai upaya pencegahan terjadinya penularan setempat.

Kegiatan yang telah dilaksanakan masih butuh dukungan dari lintas sektor terkait, agar dapat berjalan secara maksimal, oleh karena itu, dilaksanakan kegiatan-kegiatan Workshop memperkuat jejaring surveillance di fasyankes dan surveillance migrasi di Kota. (Toks).