LenteraInspiratif.id – Jatuh cinta seharusnya membawa rasa bahagia, aman, dan bertumbuh bersama. Namun dalam kenyataannya, tidak sedikit orang yang justru berulang kali jatuh cinta pada sosok yang menyakiti, mengecewakan, bahkan merusak kesehatan mentalnya. Pertanyaannya, mengapa kita sering jatuh cinta pada orang yang salah? Apakah ini hanya soal nasib, atau ada penjelasan psikologis di baliknya?
Dalam psikologi, fenomena ini dikenal sebagai repetition compulsion, yaitu kecenderungan seseorang untuk mengulangi pola pengalaman emosional yang sama, termasuk luka lama. Tanpa disadari, kita sering tertarik pada tipe orang yang memiliki kemiripan dengan figur masa lalu yang pernah melukai, seperti orang tua, mantan pasangan, atau pengalaman traumatis lainnya. Otak kita menganggap sesuatu yang “familiar” sebagai hal yang “nyaman”, meskipun sebenarnya menyakitkan.
Terjebak pada Pola Luka Lama
Banyak orang tumbuh dengan pola hubungan yang tidak sehat sejak kecil, misalnya kurangnya perhatian, validasi, atau rasa aman secara emosional. Saat dewasa, pola itu terbawa dalam hubungan romantis. Akibatnya, kita mengartikan cinta sebagai perjuangan, pengorbanan berlebihan, atau bahkan penderitaan. Ketika bertemu orang yang memperlakukan kita dengan cara yang sama seperti luka masa lalu, otak justru merasa akrab dan tertarik.
Efek “Halo” dan Ilusi Cinta
Faktor lain adalah halo effect, yaitu kecenderungan otak untuk menilai seseorang secara keseluruhan hanya karena satu sisi positif yang menonjol, seperti paras, karisma, atau kepintaran. Karena efek ini, kita sering mengabaikan red flag yang sebenarnya sangat jelas. Kita jatuh cinta pada persepsi, bukan pada realitas orang tersebut.
Takut Sendiri dan Rendahnya Harga Diri
Rasa takut kesepian juga menjadi alasan besar mengapa seseorang bertahan pada orang yang salah. Ketika harga diri rendah, seseorang merasa kurang pantas mendapatkan cinta yang sehat. Akhirnya, standar diturunkan, batasan diabaikan, dan hubungan yang tidak sehat pun tetap dipertahankan karena takut kehilangan.
Bagaimana Cara Memutus Polanya?
Langkah pertama untuk keluar dari siklus ini adalah menyadari pola yang berulang dalam hidup. Mengenali luka emosional, belajar mencintai diri sendiri, serta menetapkan batasan yang sehat adalah kunci utama. Cinta yang sehat tidak membuat kita kehilangan jati diri, tidak memicu rasa takut berlebihan, dan tidak memaksa kita terus berjuang sendirian.
Karena pada akhirnya, kita tidak jatuh cinta pada orang yang salah karena bodoh, tetapi karena luka yang belum sembuh. Dan luka itu bisa disembuhkan, jika kita mau belajar memahami diri sendiri.














Website Scam Penipu Indonesia, situs porno situs scam