Lenterainspiratif.id | Ternate – Kementerian Agama (Kemenag) Kota Ternate telah membentuk lembaga/kelompok baik lembaga Tahfidz, Kelompok Bahasa dan Kelompok baca tulis Alquran di setiap sekolah di bawah naungan Kementerian Agama.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakan Kemenag) Kota Ternate, Salmin Abd Kadir, ketika di konfirmasi, pada Kamis (18/01/2024), mengatakan bahwa menjadi program baru disini adalah di bentuknya lembaga Tahfidz, Kelompok Bahasa dan Kelompok baca tulis Alquran di semua tingkat sekolah agama di bawah kementerian agama se kota Ternate.
Salmin menjalaskan, untuk lembaga tahfidz di fokuskan pada hafalan-hafalan Alquran, untuk bahasa di fokuskan pada dua bahasa, yakni bahasa Arab dan bahasa Inggris, dan selanjutnya baca tulis Alquran.
“Dari semua sekolah-sekolah yang ada di Ternate baik itu SD, MTs, dan MA, Negeri maupun Swasta akan segera membentuk lembaga tahfidz, Bahasa dan kelompok baca tulisan alquran,” ucap Salmin.
Kata Salmin, hal ini menjadi bagian dari tindak lanjut dari kita merekam keluhan masyarakat, dengan keluhan nya seperti seketika anak mereka masuk di sekolah, yakni di sekolah-sekolah agama, mulai dari SD Iftidayah, MTs, Ma itu sampai selesainya sekolah siswa tersebut tidak tahu mengaji.
“Nah, ini yang kita cari tahu akar permasalahnya di mana, seperti hal nya di mulai dari pendaftaran siswa baru tersebut tanpa di lakukannya test/tanpa seleksi mengaji. Jadi kalau seleksi atau test mengaji kan akan siswa tersebut bisa tahu mengaji,” jelasnya.
Kemudian, kata Kepala Kantor, bahwa ada lembaga-lembaga yang di bangun oleh masyarakat seperti TPQ, itu terkadang tidak berfungsi dengan baik. Jadi ada orang tua yang mau anaknya harus mengaji di TPQ, ada juga yang tidak datang mengaji, ini yang membuat orang tua gelisah.
“Jadi dengan kegelisahan itu mulailah mereka memasukan anak-anaknya di sekolah-sekolah agama untuk berharap bisa anak-anak mereka tahu mengaji. Ternyata seketika sudah masuk di sekolah, akan tetapi kebanyakan kesibukan dengan kurikulum dan Pekerjaan Rumah (PR), akhirnya mrngaji juga mulai lupa,” jelasnya
Salmin pun menjelaskan untuk teknis nya bahwa, sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, di berikan waktu berkisar 10 menit untuk para siswa-siswi mengaji, selanjutnya baru guru melakukan proses belajar mengajar. Hal ini pun masuk pada ekstrakulikuler, jadi tidak mengganggu mata pelajaran lainya.
Menurutnya, usai terbentuk dari 3 komponen tadi, maka juga di bentuk kelompok pembina dan kelompok pengajarnya yang secara langsung di SK kan oleh Kepala madrasah di masing-masing sekolah.
“Jadi kalau sudah di bentuk, maka langsung di bentuk juga pembinanya di masing-masing sekolah dan itu di SK kan langsung dari kepala madrasah. Usai semuanya telah di bentuk, di targetkan akan di lounching sekaligus,” terangnya. (TT).